Strategi Dinas Pertanian Ngawi Dalam Mempertahankan Predikat Penyangga Pangan saat Pandemi

Strategi Dinas Pertanian Ngawi Dalam Mempertahankan Predikat Penyangga Pangan saat Pandemi Salah satu lahan padi di Ngawi saat panen raya.

NGAWI, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kabupaten Ngawi berkomitmen mempertahankan predikat sebagai daerah penyangga pangan nasional di saat terjadi pandemi Covid-19. Melalui Dinas Pertanian, berupaya memotivasi para petani untuk tetap menanam padi.

Apalagi pertanian menjadi salah satu sektor yang tidak terlalu terdampak pandemi Covid-19. Terbukti produksi hasil panen dan aktivitas pertanian jalan terus. Hal ini bertolak belakang dengan sektor lainnya, terutama sektor perekonomian, yang sangat merasakan dampak pandemi.

Baca Juga: Tampung Masukan Masyarakat, Pemkab Ngawi Gelar Forum Konsultasi Publik Penyusunan SPP

"Untuk pertanian tidak merasakan dampak dari pandemi. Kenyataannya para petani tetap turun ke sawah dan setiap musim tanam selalu berjalan seperti biasa," jelas Amirudin, Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi saat ditemui BANGSAONLINE.com.

Bahkan menurutnya, di tahun 2020 luasan tanaman padi meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Kalau sebelumnya kisaran 138.000 hektare, untuk tahun ini semenjak terjadi pandemi luasan lahan yang ditanami padi bertambah menjadi 143.000 hektare.

Menurut Amirudin, faktor yang mempengaruhi para petani beralih ke tanaman padi salah satunya adalah musim kemarau basah yang terjadi saat ini.

Baca Juga: Sampah di TPS Desa Dadapan Numpuk, ini Kata DPPTK Ngawi

Dinas pertanian sendiri juga menyiapkan strategi agar petani bertahan menanam padi. Yakni dengan memberikan perlindungan kepada petani berupa asuransi apabil gagal panen. Kemudian, mengadakan kemitraan penggiat gabah, yaitu petani langsung ke perusahaan. Serta, pengamanan di tingkat produksi untuk menjaga hasil panen padi.

Keterlibatan dan peran petugas penyuluh lapangan (PPL) yang tersebar di tiap desa juga dimaksimalkan untuk menyampaikan program dari dinas pertanian, maupun penyambung aspirasi dari para petani.

"Kita melibatkan semua PPL maupun petugas UPT yang ada. Kita tidak mungkin bisa bergerak sendirian, dan yang menghimpun data juga bersumber dari mereka. Apalagi PPL merupakan corong kita ke petani," terangnya.

Baca Juga: Tekan Angka Pengangguran, DPPTK Gelar ‘Ngawi Job Fair 2024’

Amirudin mengatakan, strategi yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Ngawi ini cukup berhasil. Salah satunya dibuktikan bertambahnya luasan tanaman padi. Selain itu, harga jual gabah juga tinggi di saat terjadi pandemi.

"Hal tersebut sudah merupakan komitmen dari dalam memberikan kontribusi sebagai penyangga pangan nasional. Terbukti untuk Kabupaten Ngawi dalam urutan kedua setelah Lamongan sebagai penghasil padi di Jawa Timur. Sedangkan di tingkat nasional berada di posisi keenam," urainya.

Amirudin menambahkan, ke depannya para petani di Ngawi, khususnya petani padi, akan lebih diperhatikan dengan adanya kartu tani. "Yang pasti untuk ke depannya para petani akan lebih dipermudah lagi dengan aktivasi dari kartu tani," pungkasnya. (nal/rev)

Baca Juga: Berhasil Capai UHC, Pemkab Ngawi Tunjukkan Komitmennya Melalui Mal Pelayanan Publik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO