TUBAN, BANGSAONLINE.com - Pandemi Covid-19 memukul sendi-sendi ekonomi masyarakat Kabupaten Tuban di berbagai bidang. Tak terkecuali sektor pariwisata yang sangat merasakan dampak dari pandemi Covid-19 tersebut.
Langkah pemkab setempat dengan membuka kembali obyek wisata sebagai upaya pemulihan ekonomi akibat Covid-19, membawa angin segar bagi pengelola, pekerja, dan pedagang yang menggantungkan hidup dari kunjungan wisatawan. Namun, pengelola obyek wisata juga dituntut lebih berinovasi dan menyesuaikan peraturan di dalam kondisi pandemi.
Baca Juga: Gelar FGD Bersama Polres, Kemenag Tuban Serukan Pilkada Damai Tanpa Hoaks dan Politik Identitas
“Selama 4,5 bulan lalu kita tutup total dan tidak beroperasi, praktis selama itu pekerja maupun pedagang tidak berpenghasilan dan hanya mengandalkan sisa-sisa tabungan mereka,” ujar Pengelola Wisata Pantai Kelapa Tuban, Muhasan, saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.com, Jum’at (30/10).
Ia mengakui di masa libur panjang sekarang ini sedikit banyak membawa pengaruh terhadap kunjungan wisatawan. Pengunjung mengalami lonjakan yang cukup signifikan dibandingkan hari biasanya. Jika di hari biasanya wisatawan yang berkunjung di kisaran 400 orang hingga 700 pengunjung. Pada masa libur panjang kali ini jumlahnya meningkat sampai ribuan pengunjung.
“Kalau akhir pekan bisa sampai 4 ribu pengunjung, ini masih sesuai dengan anjuran pemerintah yang membatasi pengunjung hanya 30 persen dari kapasitas, wisata di sini mampu menampung 12 ribu lebih pengunjung,” imbuhnya.
Baca Juga: Penyidik Satreskrim Polres Tuban Mulai Periksa Korban Dugaan Penggelapan Dana BMT AKS Bancar
Penerapan protokol kesehatan (prokes) Covid-19 memang diberlakukan secara ketat bagi pengunjung yang akan masuk ke dalam obyek wisata tersebut. Pengunjung harus menggunakan masker ketika masuk, pengelola juga menyediakan tempat cuci tangan yang tersedia di setiap berbagai sudut.
“Sebelum masuk, pengunjung wajib mencuci tangan dengan sabun, di tes suhu tubuh, dan kita berikan masker secara gratis, dan imbauan penerapan prokes kita sampaikan melalui pengeras suara di area wisata,” tuturnya.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kabid Pariwisata, Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Tuban, Suwanto mengakui pandemi Covid-19 sangat dirasakan pengelola tempat pariwisata. Akibatnya, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata mengalami koreksi cukup dalam.
Baca Juga: Gegara Pohon Pisang Rusak, Kakek di Tuban Nekat Bacok Tetangganya
“Dari target di awal tahun sebesar Rp 2,3 miliar, baru terealisasi sekitar 70 persennya. Kondisi ini sangat kita rasakan betul dampaknya, semoga di akhir tahun nanti mampu memenuhi target yang ditetapkan,” katanya.
Sementara itu, tak ingin kecolongan dengan munculnya klaster baru di tempat wisata, Kapolres Tuban AKBP Ruruh Wicaksono terjun langsung ke lapangan guna memastikan keamanan di setiap lokasi wisata terjaga, meskipun terjadi lonjakan pengunjung. Pengelola obyek wisata diwanti-wanti agar selalu mematuhi prokes bagi para pengunjungnya.
”Tolong selalu diingatkan kepada para pengunjung untuk mematuhi protokol kesehatan, pakai masker, jaga jarak, jangan sampai muncul klaster di tempat wisata,” pintanya.
Baca Juga: Warga Resah Kawasan GOR Tuban Marak Aksi Maling Motor dan Helm
Menurutnya, masyarakat sudah haus akan hiburan, sehingga di masa libur panjang ini menjadi momen yang ditunggu-tunggu dan sangat tepat untuk berlibur bersama keluarga. Namun demikian, ia mengingatkan menjaga kesehatan tidak boleh diabaikan ketika sedang berlibur.
“Tidak melarang masyarakat untuk berlibur, namun keselamatan dan kesehatan adalah hal yang sangat penting, saat ini kita masih dalam situasi pandemi Covid-19. Silakan berlibur yang penting tetap patuhi protokol kesehatan,” tutur kapolres kelahiran Ngawi itu. (gun/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News