​Dakwah Dengan Cinta dan Kehalusan Budi

​Dakwah Dengan Cinta dan Kehalusan Budi Prof. Dr. Mas'ud Said. foto: ist.

Kisah itu juga memberi gambaran tentang equality dan penghormatan atas benda, serta salah paham barat dalam memaknai hidup dan kekayaan (wealth). Ada kesalahpahaman bahwa bila kita kaya kita akan selalu bahagia, dan sebaliknya.

Shopie bercerita bahwa wanita muslimah di Mali hitam seperti arang, tapi hati mereka putih seperti susu, sederhana, tetapi setia, tidak bergaul dengan laki-laki asing, tidak minum alkohol, tidak bermain judi, dan tidak berzina.

Dasar pen, setelah lepas penjara tetap saja ber. Materinya lain, berbelok arah. Dikatakannya, Macron salah paham, tidak seperti anggapan presiden bahwa Islam adalah agama kekerasan dan benci kaum Nasrani. Ternyata di Mali orang-orang imam kepada Nabi Isa sekaligus nabi Muhammad SAW.

Lantas apa saja pelajaran di balik kisah itu? Berikut ini beberapa pandangan saya.

*Pertama*. Hidayah dan petunjuk Allah itu diberikan kepada yang dikehendaki-Nya. Kepada siapa saja yang dikasihi-Nya. Juga sebaliknya, orang baik dan pintar serta memiliki jabatan tinggi, bisa berakhir dalam kegelapan pikir kalau tanpa hidayah-Nya.

*Kedua*. Ternyata kehalusan budi dan cinta sesama yg ditunjukkan oleh ummat Islam di Mali - Afrika telah menjadi wasilah kesadaran Maryam Petronim untuk bersyahadah. Dakwah memang harus dibarengi perilaku yang saleh luar dalam. Dakwah harus dengan cinta dan hikmah.

*Ketiga*. Kita bisa membaca bahwa Eropa dan Perancis secara umum memiliki miss-perception kesalahan mendasar yang memandang Islam dan ummat Islam sebagai teroris sebagaimana dikatakan Maryam Petronim itu. Dakwah Islamiyah harus memasukkan agenda pemahaman yang lebih luas tentang Islam dan falsafah ummatnya.

*Keempat*. Kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi masih melanda dunia muslim di Afrika pada umumnya, dan Mali sebagaimana kisah dalam cerita ini. Namun demikian, bukan jaminan mereka tak beradab dan hina. Namun keunggulan ekonomi dan kemajuan tak serta merta memiliki keunggulan budi dan akhlak.

*Kelima*. Al Qur'an adalah hidayah, obat penenteram hati dan ada cahaya di dalamnya. Penghayatan dalam melantunkan dan meresapi Wahyu Ilahi, membaca Al Qur'an sebagaimana kisah di atas dan kisah proses syahadat Sahabat Umar bin Khattab yang dikenal sangat keras anti Muhammad SAW.

Al Qur'anul adzim telah menembus kekurangan arti bahasa dan ketidakmengertian akal. Al Qur'an adalah firman Allah dan titah Tuhan yang haq yang menembus batas kelemahan pengertian manusia.

Dakwah harus dengan hikmah dan cinta. Dimana mana, akhlakul karimah adalah inti dari strategi dan salah satu inti dalam beragama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO