Bencana Hidrometeorologi Ancam Blitar, Seluruh Camat dan Kades Diminta Siaga

Bencana Hidrometeorologi Ancam Blitar, Seluruh Camat dan Kades Diminta Siaga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, Ahmad Cholik. (foto: ist)

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Seluruh camat dan kepala desa di Kabupaten Blitar diminta melakukan mitigasi bencana. Hal ini karena hampir seluruh wilayah Kabupaten Blitar berpotensi menghadapi bencana hidrometeorologi atau bencana yang dipengaruhi oleh faktor cuaca seperti banjir, longsor, hingga puting beliung.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, Ahmad Cholik menjelaskan, pihaknya sudah mengirim surat kepada seluruh camat diteruskan kepada seluruh kades dan lurah untuk melakukan upaya mitigasi bencana.

"Ini adalah upaya untuk mengurangi risiko bencana. Salah satunya seperti pemangkasan pohon yang berpotensi roboh ketika ada angin kencang. Jadi sewaktu-waktu kalau ada hujan deras dan disertai angin atau puting beliung tidak menimbulkan korban jiwa. Bencana angin kencang ini berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Blitar bagian barat seperti Ponggok, Wonodadi, dan Udanawu," ujar Cholik, Selasa (24/11/2020).

Cholik menyebut, selain angin kencang dan puting beliung, bencana lain yang harus diwaspadai adalah tanah longsor dan banjir. Wilayah di Kabupaten Blitar yang rawan tanah longsor di antaranya Kecamatan Gandusari, Wlingi, Selorejo, Doko, Garum, Nglegok, Kademangan, Bakung, Wonotirto, Panggungrejo, dan Wates.

"Seperti di Gandusari sudah beberapa kali terjadi longsor. Dan di sana memang paling sering terjadi bencana tanah longsor. Jadi kami minta warga untuk menjauhi tempat-tempat rawan bencana tanah longsor ini. Kami minta waspada tapi jangan panik," tegasnya.

Ditanya soal bencana banjir langganan di Kecamatan Sutojayan, Cholik menjelaskan, normalisasi Kali Bogel diharapkan bisa mengurangi banjir pada musim hujan tahun ini. Namun, proyek normalisasi Kali Bogel baru bisa dilihat maksimal atau tidak dalam mengatasi bencana banjir pada puncak musim musim hujan pada Januari-Februari 2021 nanti.

"Untuk saat ini masih belum terjadi banjir di Sutojayan. Harapan kami tidak banjir. Tapi akan kita lihat nanti di puncak musim hujan Januari-Februari tahun 2021," paparnya.

Cholik menambahkan, selain normalisasi sungai, langkah mitigasi yang terpenting dalam mengatasi banjir tahunan di Kecamatan Sutojayan adalah dengan melakukan penghijauan.

"Kalau penghijauan di wilayah yang lebih tinggi tidak dilakukan maka akan percuma meski ada normalisasi," pungkasnya. (ina/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO