SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pilwali Surabaya 9 Desember 2020 sudah dalam hitungan hari. Tensi politik jelang pencoblosan semakin memanas. Sejumlah strategi pun dilakukan untuk meraih simpati warga Surabaya.
Terbaru, warga Surabaya dikagetkan dengan kedatangan Surat Bu Risma untuk Warga Surabaya. Surat dengan foto Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini itu diantar oleh kurir ke rumah-rumah warga. Surat itu mengimbau warga Surabaya tidak golput dan memilih Eri - Armuji dalam Pilwali 9 Desember nanti.
Baca Juga: PDIP Ajak Warga Surabaya Lawan Kotak Kosong di Pilwali 2024
Fenomena Surat Bu Risma itu dinilai sebagai sebuah blunder menjelang Hari H Pilwali. Sebab, persepsi yang berkembang di publik menjadi liar. Bahkan tidak sedikit persepsi publik itu negatif. Pernyataan itu disampaikan Ainur Rahman, peneliti dari Political Centre.
"Persepsi yang terbangun di publik menjadi negatif. Risma dan pasangan yang didukung dipersepsikan melakukan kecurangan dan memanfaatkan kekuasaan. Saya kira ini blunder besar menjelang Hari H pilwali Surabaya," kata Ainur, Jumat (4/12/2020).
Mahasiswa pasca sarjana Universitas dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya ini mengungkapkan, fenomena yang mirip Surat Bu Risma pernah terjadi pada Pilpres 2014. Saat itu kurang dari dua pekan pilpres, para guru di Indonesia dikagetkan dengan kedatangan Surat dari Prabowo untuk guru.
Baca Juga: Penjaringan Bacawali PDIP Surabaya, Eri: Saya Daftar Bersama Pak Armuji
Saat itu persepsi publik pun negatif pada Prabowo. Bahkan surat itu dipersepsikan sebuah bentuk kecurangan. Mayoritas, para guru yang menerima surat pun kaget dan menjadi tidak simpatik.
"Strategi gagal pada Pilpres 2014 kok malah diulang oleh kubu Erji di Pilwali Surabaya 2020. Jelas ini sebuah blunder besar," tegas Ainur.
Tidak hanya itu, menurut Ainur, Surat Bu Risma pada warga Surabaya, yang intinya berisi ajakan agar tidak golput dan memilih pasangan 01 Eri-Armuji adalah bukti kepanikan kubu Erji karena takut calonnya kalah di Pilwali Surabaya 2020.
Baca Juga: Meriah! PDIP Surabaya Long March Daftarkan Bacaleg ke KPU
"Padahal harusnya di akhir kepemimpinannya, idealnya Bu Risma itu fokus pada tugasnya sebagai wali kota. Sekali pun dia juga kader PDI Perjuangan, seharusnya fokus urus Covid-19 saja, itu lebih penting," cetusnya.
"Polemik Surat Bu Risma ini menjadi sentimen negatif yang bisa menggerus dukungan di kubu Erji. Peluang calon pemilih mengalihkan dukungan dari Erji ke Maju sangat besar. Termasuk mereka yang belum menentukan pilihan akan cenderung ke 02. Ini kalau dikelola dengan baik, Maju bisa menang besar," pungkasnya. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News