SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ternyata para milenial yang berikrar dua kalimat syahadat di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya bermacam-macam penyebabnya. Stefanus Andriyanto, milenial yang semula beragama Kristen ini masuk Islam karena tahu informasi tentang Islam dari teman-temannya.
“Saya sudah lama tertarik pada Islam,” kata Stefanus Andriyanto kepada Dr. KH. M. Sujak, Kepala Dewan Pengelola Masjid Nasional Al-Akbar, Jumat (11/12/2020). Stefanus menegaskan itu kepada Kiai Sujak beberapa saat sebelum ikrar syahadat.
Baca Juga: Tertarik Ajaran Islam Sejak SMP, Wanita ini Ikrar Syahadat di Usia 25 Tahun di Masjid Al Akbar
Stefanus yang diantar beberapa temannya ke Masjid Al-Akbar, sempat ditanya oleh Kiai Sujak, apakah sudah tahu tentang salat 5 waktu. Ternyata ia sudah banyak belajar Islam sebelum mengikrarkan dua kali syahadat. Karena itu, ia bisa menjawab pertanyaan tentang salat 5 waktu. Yaitu salat dhuhur, ashar, maghrib, isya, dan subuh.
Kiai Sujak kemudian mempersilakan Stefanus untuk membaca dua kalimat syahadat. Dengan lancar, Stefanus melafalkan: Asyhadualla ilaha illallah waasyhaduanna Muhammadarrasulullah. “Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah,” kata Stefanus.
Kepada bangsaonline.com, Kiai Sujak menuturkan bahwa Stefanus sudah lama tertarik mempelajari Islam. “Dia sudah lama bergaul dengan teman-teman dan keluarganya yang beragama Islam. Tapi baru-baru ini dia kemudian masuk Islam,” kata Kiai Sujak yang mantan kepada Kanwil Depag Jatim.
Baca Juga: Masjid Al-Akbar Terima Dua Orang Berikrar Syahadat, KH Syarifuddin: Hijrah Harus Sungguh-Sungguh
Kiai Sujak juga mengatakan bahwa para muallaf di Masjid Al-Akbar Surabaya terus mendapat pembinaan keimanan dan praktik Islam sehari-hari, termasuk Stefanus Andriyanto.
“Nanti akan ada pembinaan,” kata Kiai Sujak kepada Stefanus Andriyanto. Milenial kelahiran Surabaya 18 September 1992 itu mengangguk siap. (MMA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News