Gus Solah: Politik Uang dalam Muktamar Rendahkan Pendiri NU

Gus Solah:  Politik Uang dalam Muktamar Rendahkan  Pendiri NU KH Ir Salahuddin Wahid (Gus Solah). Foto: vivanews.com

BangsaOnline-Pengasuh Tebuireng KH Ir Salahuddin Wahid (Gus Solah) yang kini digadang-gadang jadi ketua umum PBNU mengaku bertekad tidak menggunakan praktik politik uang dalam Muktamar NU ke-33 di Jombang. Apalagi Gus Solah – panggilan adik kandung Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini – semula tak ada niat maju sebagai calon ketua umum PBNU. “Saya sebenarnya tak ada keinginan untuk maju. Bahkan terpikir saja tidak. Tapi saya sekarang tak bisa menghindar karena banyak sekali desakan agar saya maju,” kata cucu pendiri NU Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari itu dalam acara temu alumni di Hotel Grand Kalimas Surabaya. Para alumni Tebuireng sengaja menggelar pertemuan untuk minta penjelasan apa benar Gus Solah siap maju dalam bursa calon ketua umum PBNU dalam Muktamar NU ke-33 di Jombang.

Para alumni Pesantren Tebuireng juga minta penjelasan apakah Gus Solah nanti akan menggunakan politik uang atau maju dengan dasar idealisme. Gus Solah secara tegas menyatakan bahwa dirinya tak akan menggunakan politik uang. “Justeru kita harus menghilangkan praktik politik uang,” kata Gus Solah.

Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan

Secara tegas dan gamblang Gus Solah mengungkapkan bahwa dirinya akan maju dengan cara bersih dan fair. Tekad ini bukan saja karena dirinya memang anti politik uang, tapi juga sadar bahwa dirinya cucu pendiri NU yang tak boleh merusak NU dengan cara-cara kotor seperti itu. “Jarak rumah saya dengan makam kakek dan ayah saya (di Tebuireng) hanya 40 meter," kata Gus Solah, Maksudnya, ia malu kepada kakek dan ayahnya kalau sampai melakukan money politics. 

Bahkan sebelumnya dalam berbagai kesempatan Gus Solah selalu menyatakan, "Nangis kakek dan ayah saya kalau saya pakai politik uang. Jadi tak mungkin saya maju dalam Muktamar NU pakai uang,” kata Gus Solah. 

Pernyataan Gus Solah ini membuat hati para alumni Pesantren Tebuireng terenyuh. Apalagi para alumni Pesantren Tebuireng yang hadir sebagian besar sudah jadi tokoh di daerahnya masing-masing.

Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU

Gus Solah lalu mengingatkan kasus Mukamar NU di Makassar. Ia menyayangkan beberapa tokoh NU yang jadi pejabat tapi justeru menebar politik uang dalam Muktamar NU di Makassar. Menurut Gus Solah, pejabat tersebut, disadari atau tidak, telah merusak NU. Karena itu Gus Solah tak segan-segan menegur. Ia mengaku usai Muktamar NU di Makassar sempat menelepon kerabat pendiri NU yang kini jadi pejabat ditengarahi menebar politik uang. “Apa mereka gak sadar kalau itu merusak NU. Itu kan merendahkan Kiai Wahab Hasbullah dan Kiai Bisri Syansuri,” kata Gus Solah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO