PONOROGO, BANGSAONLINE.com - Anggaran senilai ratusan yang hanya digunakan untuk membangun fondasi jembatan ternyata tidak hanya terjadi di Desa Pandak Kecamatan Balong, Ponorogo. Ternyata di Desa Grogol Kecamatan Sawoo, juga ada proyek serupa.
Bahkan, pembangunan jembatan di Desa Grogol yang sedianya untuk menghubungkan Dusun Mijil dan Dusun Mingging itu belum tuntas. Saat ditinjau pada hari Minggu (20/12/2020), pengerjaan baru sampai pada fondasi sebelah barat saja, dan itu pun belum rampung.
Baca Juga: Ada 2 Papan Nama di Proyek Pembangunan Jembatan Desa Mojopitu
Dari pantauan BANGSAONLINE.com, jembatan itu mulai dikerjakan pada tanggal 20 Oktober. Proyek bersumber dari APBD tahun 2020 dengan nilai Rp 199.780.000 itu digarap oleh CV. Kreteg Graha Pinasthika dengan Konsultan CV. Duta Nirwana Konsultan.
(Jembatan penghubung dua desa di Kecamatan Balong yang sempat viral karena terbuat dari bambu dan sesek, lantaran anggaran yang ada hanya untuk membangun fondasi)
Baca Juga: Tuntut Proyek Jembatan Rp 200 Juta Diusut, Warga Grogol Galang Uang Koin untuk Kejari Ponorogo
Akibat pembangunan yang belum tuntas ini, warga mengeluh lantaran jembatan itu menjadi tidak bisa dilintasi. Padahal, jembatan yang ada sebelumnya dinilai masih baik dan masih digunakan.
"Jembatan penghubung antara dua dusun ini awalnya masih bisa dilewati dan digunakan dengan baik oleh warga. Tahu-tahu jembatan dibongkar dan ternyata gak jelas kelanjutannya," cetus Suryanto, salah satu warga Dusun Mijil.
Akibatnya, warga kedua dusun harus mengambil jalan memutar sejauh 2 kilometer. "Bahkan ada warga yang nekat menyeberangi sungai dan memanjat tangga yang terbuat dari bambu yang sudah disediakan warga," terangnya.
Baca Juga: Usut Jembatan Senilai Rp 200 Juta, Kejari Ponorogo Datangkan Tim Ahli dari Malang
Selain pembangunannya yang belum rampung, Suryanto juga mempertanyakan kualitas pengerjaan. "Dasar fondasi saja itu tanpa adanya besi, hanya cor-coran fondasi saja. Bila dipegang ambyar seperti meremas krupuk, serta terkesan asal-asalan juga. Sehingga kurang kokoh dan kuat," ungkapnya.
Menurutnya, warga kedua dusun sudah patungan Rp 15.000 per orang yang akan digunakan untuk membeli bambu dan sesek guna membuat jembatan darurat.
"Karena bila menunggu sampai jadinya (jembatan, red) juga belum jelas sampai kapan. Ini jelas membuat warga merasa risau dan terganggu, karena ini merupakan akses satu-satunya penghubung dua dusun," jelasnya.
Baca Juga: Soal Jembatan Rp 200 Juta, Kejaksaan Negeri Ponorogo Panggil Plt. Kabid Bina Marga DPUPR
Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman Kabupaten Ponorogo, Jamus Kunto mengaku tidak tahu menahu atas pembangunan jembatan di Desa Grogol Kecamatan Sawoo tersebut. Ia hanya mengatakan bahwa pembangunan tersebut merupakan usulan dari Bappeda.
"Dari Bappeda mas, sama seperti titik pekerjaan lain, pengolahan usulan sampai menjadi APBD oleh Bappeda," singkatnya. (nov/rev)
Baca Juga: Pasca Viral Jembatan Rp 200 Juta Berwujud Bambu dan Sesek, Kejari Ponorogo Tinjau Lokasi
(Viralnya pembangunan jembatan di Desa Pandak membuat warga penasaran. Mereka datang ingin melihat langsung sekaligus berswafoto)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News