Ada 2 Papan Nama di Proyek Pembangunan Jembatan Desa Mojopitu

Ada 2 Papan Nama di Proyek Pembangunan Jembatan Desa Mojopitu Papan nama proyek pembangunan jembatan di Desa Bedikulon Kecamatan Bungkal.

PONOROGO, BANGSAONLINE.com - Pembangunan sejumlah jembatan di Kabupaten Ponorogo terus menuai sorotan. Setelah beberapa waktu lalu viral karena jembatan senilai Rp 200 juta itu hanya berupa pembangunan fondasi, kali ini proyek serupa di Desa Mojopitu Kecamatan Slahung juga disorot karena terdapat dua papan nama.

Masing-masing papan nama itu memberikan informasi bahwa proyek pembangunan jembatan  menghabiskan Rp199.382.000 dari APBD tahun 2020. Papan nama itu terpasang di kedua sisi proyek jembatan yang menghubungkan Desa Bedi Kulon, Kecamatan Bungkal dengan Desa Mojopitu, Kecamatan Slahung Ponorogo.

Baca Juga: Tuntut Proyek Jembatan Rp 200 Juta Diusut, Warga Grogol Galang Uang Koin untuk Kejari Ponorogo

Dalam pantauan BANGSAONLINE.com, untuk papan nama di sisi barat tertulis pengerjaan landhope Jembatan Bogem Sungai Pelem. Sedangkan papan nama di sisi timur tertulis pembangunan Landhope Jembatan Sungai Pelemgede.

Belum diketahui apakah proyek pengerjaan jembatan penghubung Desa Mojopitu dengan Desa Bedi Kulon itu dipecah menjadi dua pekerjaan, sehingga terdapat dua papan nama. Apabila memang dipecah menjadi dua pekerjaan, berarti total anggaran untuk pembangunan landhope jembatan saja mencapai hampir Rp 400 juta.

Di sisi lain, salah satu warga Desa Mojopitu, Joko, mengeluhkan pembangunan jembatan yang tak kunjung rampung. Sebab, warga menjadi kesulitan ketika hendak menyeberangi sungai. Ia terpaksa harus berputar sejauh 3 sampai 4 kilometer.

Baca Juga: Usut Jembatan Senilai Rp 200 Juta, Kejari Ponorogo Datangkan Tim Ahli dari Malang

"Sementara untuk bisa melintas, masyarakat membangun jembatan darurat dengan bahan bambu (sesek). Dulu waktu ada jembatan lama sebenarnya masih lancar, mobil bisa lewat. Sekarang mobil tidak bisa lewat, sepeda motor pun harus bergantian," ungkap Joko.

Diberitakan sebelumnya pembangunan jembatan di sejumlah titik dengan nilai anggaran masing-masing Rp 200 juta, viral di media sosial. Sebab, anggaran tersebut hanya digunakan untuk membangun fondasi jembatan. Sehingga, pembangunan jembatan tak tuntas hingga tutup tahun 2020.

Beberapa jembatan itu di antaranya dibangun di Desa Bulak dan Desa Pandak Kecamatan Balong, juga di Desa Grogol Kecamatan Sawoo.

Baca Juga: Soal Jembatan Rp 200 Juta, Kejaksaan Negeri Ponorogo Panggil Plt. Kabid Bina Marga DPUPR

Pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Ponorogo sudah menurunkan tim untuk melakukan pengecekan kemungkinan adanya penyimpangan. (nov/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO