SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Isu kudeta terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ternyata bukan isapan jempol. "Ada empat faksi selama ini di tubuh Partai Demokrat. Yakni faksi simpatisan mantan Ketua Umum Partai Demokrat (Alm) Hadi Utomo, faksi SBY, faksi Anas Urbaningrum, dan faksi Marzuki Alie," kata Yus Sudarso, Mantan Ketua DPP Partai Demokrat, di Restoran Dapur Sunda Mal Bellagio, Jakarta Selatan, Selasa (2/2/2021).
Yus Sudarso terang-terangan mengatakan 4 faksi ini ingin agar Moeldoko menjadi pemimpin Partai Demokrat. Sebab, menurut dia, banyak kader yang ingin menggelar kongres luar biasa (KLB) ketika AHY menjabat Ketum PD.
Baca Juga: Di Rakor Pencegahan dan Penyelesaian Tidak Pidana Pertanahan 2024, AHY: Kita Tidak Tebang Pilih
"Sepengetahuan saya adalah bercak-bercak (KLB untuk mengganti AHY) itu sudah timbul pada saat kongres Maret (2020) itu, gitu," kata Yus.
"Ya, bahwa partai, tantangan partai ke depan semakin berat. Jadi dari kawan-kawan melihat figur yang pas untuk di-create adalah Pak Moeldoko. Akan tetapi kami semua sayang Pak SBY, sayang Pak AHY, kalau Demokrat punya presiden, pastinya Mas AHY sekala prioritas menjadi menteri kami. Dan 10 tahun ke depan beliau lebih matang untuk kita gadang menjadi pemimpin bangsa ini," kata Yus dikutip detik.com.
Menurut dia, AHY adalah salah satu dari empat faksi yang ada di dalam tubuh Partai Demokrat. Bahkan AHY lahir dari faksi Soesilo Bambang Yudhoyono yang merupakan ketua dari hasil Kongres Luar Biasa (KLB).
Baca Juga: Pemilih PDIP dan Demokrat di Jombang Terbelah, Dukung Warsubi-Salman pada Pilkada 2024
Karena itu Yus Sudarso menilai gerakan kudeta terhadap AHY sesuatu yang lumrah. Bahkan upaya itu menjadi hal yang alami. "Sebenarnya pergerakan yang dimaksud AHY bukan pergerakan, tapi mengalir seperti air dari daerah lalu kembali kepada kanal-kanal faksi yang ada tadi. Itu sah-sah saja dalam parpol bukan hal yang tabu," kata Yus.
Yus minta AHY tidak panik dan membuat isu yang semakin melebar. Jika AHY masih didukung oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Dewan Pimpinan Pusat (DPD), peristiwa mengkudeta tidak akan terjadi.
"Tidak usah khawatir AHY selama didukung oleh DPC dan DPD. Kami di sini hanya untuk membuat Demokrat semakin besar," jelasnya.
Baca Juga: Upaya Percepatan Proses Persetujuan KKPR, Menteri ATR/BPN Minta Dukungan AHY
Yang menarik, faksi-faksi itu tidak hanya ingin melengserkan AHY dari posisi Ketua Umum Partai Demokrat, tapi juga menggadang Moeldoko sebagai bakal calon presiden 2024.
Menurut Yus, ini hanya untuk mengulang apa yang dilakukan oleh para senior Demokrat menjelang Pilpres 2004 silam. Saat itu, Partai Demokrat menggadang-gadang Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menjadi calon presiden.
“Para senior dan pendiri (Demokrat) di awal menjemput Pak SBY, kemudian mengantarkan beliau ke (kursi) pimpinan RI 2004. Jadi apa salahnya kalau kami sekarang menjemput figur atau tokoh ke depan? Apa salahnya (dengan) Pak Moeldoko?,” ujar Yus.
Baca Juga: Kementerian ATR/BPN Topang Pembangunan Infrastruktur, Nusron Wahid Siapkan Panitia Pengadaan Tanah
Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku telah mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena ada pejabat penting di lingkaran dekat Jokowi mau kudeta atau ambil paksa kepemimpinan Partai Demokrat.
"Tadi pagi, saya telah mengirimkan surat secara resmi kepada Yang Terhormat Bapak Presiden Joko Widodo untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi dari beliau terkait kebenaran berita yang kami dapatkan ini," kata AHY dalam konferensi pers di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (1/2).
AHY semula mengaku tak percaya. Ia juga mengaku tetap mengedepankan praduga tak bersalah.
Baca Juga: Di Rakerda Partai Demokrat Jatim, Khofifah Minta Setiap TPS Wajib Ada Saksi untuk Amankan Suara
Ia baru percaya setelah mendapat laporan dari lebih 8 saksi yang telah bertemu dengan pejabat penting di lingkaran Jokowi. Para saksi tersbut mengaku mendengar langsung dari pejabat penting itu, termasuk rencana kudeta yang akan dilakukan.
AHY bahkan menyebut ada lima sosok sekaligus latar belakangnya yang akan melakukan kudeta itu. Yaitu, satu kader Demokrat aktif, satu kader yang sudah enam tahun tidak aktif, satu mantan kader yang sudah sembilan tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai karena menjalani hukuman akibat korupsi, satu mantan kader yang telah keluar dari partai tiga tahun lalu dan satu orang non kader partai atau seorang pejabat tinggi pemerintahan.
Apa langkah AHY? Ia mengaku akan tetap mempertahankan kedaulatan dan kehormatan partai. Ia tak rela kekuasaannya diambil alih secara inkonstitusional oleh siapa pun.
Baca Juga: Presiden Prabowo Lantik Nusron Wahid Jadi Menteri ATR/BPN
"Saya telah menerima surat pernyataan kesetiaan dan kebulatan tekad, dari seluruh pimpinan di tingkat daerah dan cabang di seluruh Indonesia, untuk tunduk dan patuh kepada Partai Demokrat dan kepemimpinan hasil Kongres V Partai Demokrat yang sah," kata dia. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News