PALEMBANG, BANGSAONLINE.com - Prof. Dr. K.H. Asep Saifuddin Chalim, M.A., beserta rombongan kembali melakukan perjalanan ke daerah. Kali ini, Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu ke Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (6/2/2021) kemarin.
Kiai Asep tiba di Kota Palembang sekitar pukul 16.30 WIB. Pada malam harinya, Kiai Asep langsung diminta memberikan mauidhah hasanah di Pondok Pesantren Muqimus Sunnah Palembang. Di pesantren yang diasuh Dr. Izzah Zen Syukri itu, Kiai Asep berbicara di depan para santri.
Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong
Kiai Asep yang juga Ketua Umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu menceritakan tentang suka dukanya membangun pondok pesantren. "Dahulu saya ditertawakan orang karena punya keinginan memiliki lembaga pendidikan terbaik," tutur Kiai Asep di depan para santri yang duduk lesehan di Aula Pondok Pesantern Muqimus Sunnah, Sabtu (6/2/2021) malam.
Kiai Asep memaklumi. "Karena saya saat itu hanya memiliki rumah kecil," kata Kiai Asep. Rumah itu berdiri di atas sebidang tanah di Pacet, Mojokerto, Jawa Timur.
Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng
Namun Kiai Asep tak patah semangat. Putra K.H. Abdul Chalim Luwimunding, salah satu kiai pendiri NU itu bekerja keras untuk mewujudkan keinginan atau cita-citanya. Ternyata upayanya tak sia-sia. Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang didirikan pada 2006 di Pacet, Mojokerto itu mendapat kepercayaan masyarakat untuk mendidik anak-anaknya.
"Kini santri Amanatul Ummah 12 ribu. Yang di Mojokerto 10 ribu, yang di Surabaya 2 ribu," kata Kiai Asep.
Bahkan, menurut Kiai Asep, sejak tahun 2011, Pondok Pesantren Amanatul Ummah terus mendapat penghargaan nasional, baik sebagai lembaga pendidikan terbaik maupun terfavorit dan inovatif.
Baca Juga: Aqiqah Cucu ke-20 Kiai Asep, Prof Ridwan Nasir Singgung Rabiah Al Adawiyah dan Khofifah
Kiai Asep berharap para santri memiliki cita-cita tinggi. Santri ke depan, kata Kiai Asep, harus cerdas, punya kualitas tinggi, dan menjadi pemimpin masa depan. Menurut Kiai Asep, santri harus menjadi ulama besar, pemimpin nasional dan dunia, profesional dan atau konglomerat.
Lalu bagaimana agar santri bisa cerdas dan memiliki ilmu tinggi? Kiai Asep yang dikenal sebagai kiai miliarder tapi dermawan itu menyampaikan rahasianya. "Pertama, santri harus ajek dan berkesungguhan dalam belajar," tegas Kiai Asep yang disambut antusias oleh para santri.
Baca Juga: Elektabilitas Terus Melejit, Khofifah: Banyak Doa Kita Temukan di Pasar
Menurut Kiai Asep, dalam belajar harus tuntas. Artinya, kalau ada pelajaran yang belum jelas atau tak dipahami harus ditanyakan kepada gurunya. Bahkan, Kiai Asep menekankan perintah Nabi Muhammad SAW agar para santri ke mana saja selalu bawa buku kecil dan pulpen agar bisa mencatat semua ilmu pengetahuan yang didapat.
"Kedua, para santri tak boleh makan kenyang. Sebab kenyang itu, menghilangkan kecerdasan. Ketiga, tidak boleh batal wudu, agar gampang menyerap ilmu. Karena ilmu dan wudu adalah cahaya, sehingga sesama cahaya mudah menyerap. Keempat, meninggalkan maksiat. Kelima, membaca Alquran dengan melihat Alquran," jelas Kiai Asep.
Keenam, lanjut Kiai Asep, tak boleh makan di luar pesantren karena selain makanannya berpotensi tak bersih juga tidak berkah. Kenapa berpotensi tidak berkah? Karena makan di luar itu dilihat banyak orang, termasuk orang yang tak punya uang. Orang yang tidak punya uang itu hanya bisa melihat. Tak bisa membeli karena tak punya uang.
Baca Juga: Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita
"Ketujuh, salat malam. Salat malam akan menempatkan para santri pada tempat terpuji, dan yang mendapat tempat terpuji bukan hanya santri yang salat malam tapi juga pondok pesantrennya," tukasnya.
Kiai Asep dan rombongan datang ke Sumatera Selatan Sabtu (6/2/2021). Kiai Asep bersama istrinya, Nyai Alif Fadilah dan putrinya, Ning Zahroh.
Kiai Asep juga didampingi Wakil Ketua Umum Pergunu dan Dosen Universitas Brawijaya Dr. Fadly Usman, Wakil Ketua PCNU Kota Surabaya K.H. Fathurrohman, Anggota DPRD Kabupaten Mojokerto Muhammad Santoso, Wakil Ketua PP Pergunu Aris Adi Leksono dan Komisaris Utama HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com M. Mas'ud Adnan.
Baca Juga: Kiai Asep Bentuk Saksi Ganda Mubarok dan Khofifah-Emil, Gus Barra Siap Biayai Siswa Berprestasi
Selama di Sumatera Selatan, Kiai Asep selain bersama rombongan dari Jawa Timur juga selalu didampingi Ketua Pergunu Sumsel Ahmad Zainuri.(tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News