SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Empat tahun lalu kawasan Simokerto mengalami kebakaran. Salah satu yang terbakar adalah rumah Makki, anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Satkoryon Simokerto. Peristiwa itu menghanguskan rumah Makki hingga hanya tersisa pondasi.
Sejak itu Makki bersama istri dan empat orang anaknya harus hidup berpindah-pindah dari satu kos ke tempat kos lain. Karena ia tak punya biaya untuk membangun kembali rumahnya.
Baca Juga: Kebakaran Emperor Spa Surabaya, PMK Tak Temukan Pemadam Otomatis di Lokasi, hanya APAR Portable
Para Banser se-Surabaya tak tinggal diam melihat rekannya kesulitan. Secara keroyokan, mereka melakukan bedah rumah di kawasan Kecamatan Simokerto, Surabaya. Setiap hari belasan hingga puluhan Banser bahu membahu membangun rumah rekan mereka tersebut.
"Kami kerjakan bedah rumah ini secara keroyokan. Ini bentuk solidaritas kami pada sesama yang kebetulan rekan satu korps di Banser. Awalnya Pak Makki tidak bersedia dibantu, tapi teman-teman memaksa karena melihat tempat kos yang ditempati sudah tidak memadai," terang Maryono, bendahara panitia pelaksana bedah rumah kepada wartawan, Selasa (9/2/2021).
Terpisah, Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Simokerto, Ahmad Romli mengungkapkan kegiatan bedah rumah ini murni swadaya Ansor dan Banser se-Surabaya. Sedangkan PAC Ansor Simokerto sebagai tuan rumah bertindak sebagai penanggungjawab.
Baca Juga: Kantongi Terduga Pelaku, Polisi Dalami Kebakaran JPO Plaza Surabaya
Romli melanjutkan, material berupa bahan bangunan seperti, batako, bata merah, keramik, besi, pasir, dan semen merupakan bantuan dari para donatur. Ada pula yang memberikan donasi berupa uang.
"Selain urunan dari para sahabat Ansor-Banser, kami juga didukung oleh sejumlah pihak, di antaranya komunitas Gerakan Mengajak Bersedekah (Gemes). Semoga semakin banyak donatur yang tergerak membantu," ujar alumni Ponpes Lirboyo, Kediri ini.
Romli berharap dalam seminggu ke depan pekerjaan bedah rumah tersebut bisa diselesaikan. Namun ia mengakui ada kendala cuaca yang bisa memperlambat pekerjaaan. Sebab, curah hujan belakangan ini cukup tinggi. Bila hujan turun, pekerjaan pun harus dihentikan sementara.
Baca Juga: Pipa Gas PGN di Bronggalan Bocor, Semburan Api Bakar Kanopi Rumah Warga
"Ini sudah hari kedua, saya berharap maksimal pekerjaan ini bisa selesai dalam sepuluh hari. Sehingga pekan depan rumah ini sudah bisa ditempati Pak Makki dan keluarga," pungkas pria yang akrab disapa Ustadz Romli tersebut. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News