SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melarang pasien Covid-19 melakukan isolasi mandiri di hotel atau penginapan. Karena itu Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana mengeluarkan Surat Edaran (SE) bernomor 433.2/1308/436.8.4/2021 yang ditujukan pada pengelola hotel atau apartemen untuk melaporkan pengunjung atau tamu yang menginap 3 hari atau lebih.
Ternyata SE wali kota itu menjadi kasak kusuk sejumlah General Manager (GM) atau pengelola hotel dan penginapan di Surabaya. BANGSAONLINE.com mencoba mengonfirmasi sejumlah General Manager (GM) dan pengelola hotel untuk meminta komentar terkait SE Wali Kota tersebut. Namun para GM hotel berbintang memilih bungkam. Mereka tak mau berkomentar.
Baca Juga: Gandeng Bayu, Machfud Arifin Dikabarkan Mau Tanding Ulang Melawan Eri-Armuji dalam Pilwali Surabaya
Meski demikian tak semua tiarap. Dany Budiman, Regional General Manager (GM) Intiwhiz Jatim, secara tegas menyatakan bahwa kebijakan pemerintah pusat dan daerah tidak ada sinergitas.
"Jujur saja, kita ini dibingungkan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah. Dari pusat ada protokol kesehatan, kemudian new normal, kita pun sudah menerapkan ketat apa yang dianjurkan dengan menggandeng PHRI, Sucofindo sebagai auditor dan mendapatkan indeks 100 persen," ujar Dany Budiman, Sabtu (13/2/2021) melalui telepon selulernya kepada bangsaonline.com.
"Kondisi ini sangat berdampak terutama menyangkut okupansi. Lalu kemudian muncul kebijakan pemkot menerapkan pelaporan jika tamu menginap 3 hari. Lha ini kenapa baik pusat dan daerah tidak ada sinergitas? Terus fungsinya ada new normal, dan lain-lain untuk apa?," tegas pria kelahiran Surabaya ini.
Baca Juga: Pegawai PUDAM Bangkalan Digerebek Suaminya saat Berduaan dengan PIL di Kamar Hotel
"Saya yakin masyarakat dan karyawan hotel ini sudah paham. Mereka ini punya keluarga, mereka ini punya orang tua, punya anak yang membackup diri mereka untuk tidak sakit dan tidak mau sakit. Dengan adanya kebijakan ini malah bukan parno soal covid, tapi parno bagaimana nantinya nasib karyawan. Kita ini kan pekerja, kita ini berkarya, ini kan yang menghidupi kita," pungkasnya. (nf)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News