Kepala BKKBN Optimis Surabaya Bisa Jadi Pilot Project Zero Stunting dan Kematian Ibu

Kepala BKKBN Optimis Surabaya Bisa Jadi Pilot Project Zero Stunting dan Kematian Ibu Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyambut hangat kedatangan Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo beserta timnya di ruang kerja Wali Kota Surabaya, Balai Kota Surabaya, Jumat (12/3/2021). (foto: ist)

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Eri Cahyadi menyambut hangat kedatangan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional () Pusat Hasto Wardoyo beserta timnya di ruang kerja Wali Kota , Balai Kota , Jumat (12/3/2021). Saat itu, mereka berdiskusi tentang berbagai program dalam rangka menurunkan angka stunting dan angka kematian ibu dan anak di .

Bahkan, pada kesempatan itu Wali Kota menjelaskan tentang berbagai program yang akan dilakukannya demi mendukung program Presiden RI Joko Widodo ini. Ia juga menyampaikan komitmen bahwa harus zero stunting dan kematian ibu dan anak.

Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap

“Insyallah penurunan bayi stunting dan angka kematian ibu dan anak itu menjadi program yang terpenting di , seperti yang disampaikan Presiden untuk menurunkan angka stunting dan kematian ibu dan anak. Jadi, kami tidak hanya ingin menurunkan, tapi kami harus zero,” tegas Wali Kota Eri Cahyadi.

Oleh karena itu, Mas Eri memastikan bahwa apapun arahan dari pihak , mulai dari perhitungannya dan langkah-langkah ke depannya akan terus dikoordinasikan dan disinergikan. “Kami berharap bisa menjadi satu bagian antara Pemkot dengan , sehingga apa yang diinginkan oleh Presiden bisa kami wujudkan di dengan zero stunting dan kematian ibu dan anak, tentu dengan arahan dan bimbingan dari ,” ujarnya.

Namun, ia juga berharap ke depannya ketika ada warga yang sudah hamil 4 bulan dan akan masuk ke , dia berharap tidak dimasukkan ke data , karena pemkot sudah tidak bisa menyentuhnya. “Tapi kalau dia memang warga dan tinggal di , maka itu tanggung jawab kami bagaimana bisa mengatasi stunting dan kematian ibu dan anaknya,” kata Eri.

Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas

Eri juga memastikan bahwa selama ini sudah banyak program dan pendampingan yang dilakukan oleh Pemkot untuk mengatasi stunting dan angka kematian ibu dan anak ini. Bahkan, ia memastikan ke depannya kader-kader dan PKK yang akan mendampingi ibu hamil di setiap RW. “Jadi, kader-kader dan ibu-ibu PKK yang akan kita gerakkan ke depannya untuk mendampingi ibu-ibu hamil,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Hasto Wardoyo mengaku senang hari ini bisa bertemu dengan Wali Kota , karena selama ia berkeliling Indonesia bertemu dengan bupati/wali kota serta gubernur, tidak ada yang mengatakan ingin zero stunting dan kematian ibu. “Baru Pak Wali Kota ini yang mengatakan seperti itu. Yang lainnya banyak yang merasa berat untuk mengatakan zero kematian ibu,” kata Hasto.

Menurutnya, Wali Kota itu sangat semangat untuk mencapai cita-cita zero kematian ibu itu, sehingga dia semakin semangat untuk menurunkan stunting dan angka kematian ibu dan anak di Indonesia. Apalagi, dia sebagai dokter kebidanan tentu merasa memiliki dan berharap jangan sampai ada ibu yang meninggal saat melahirkan.

Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah

“Saya senang bisa ketemu Pak Wali, yang satu-satunya memiliki cita-cita nol kematian ibu dan saya sangat mendukung. Saya juga sering sampaikan seperti yang disampaikan Pak Wali juga, sebenarnya visi sang suami itu harus sama dengan visi pemerintah, karena tidak ada suami yang ingin istrinya meninggal karena melahirkan,” kata dia.

Yang lebih membahagiakan, ternyata program yang sedang disusun dan direncanakan Pusat, seperti gayung bersambut dengan program yang sudah direncanakan Wali Kota Eri di . Menurutnya, ia sudah menyusun Peraturan Presiden tentang ibu hamil yang harus didampingi oleh kader dan PKK.

“Saya tidak janjian dengan Pak Wali, tapi ternyata apa yang disampaikan oleh Pak Wali sama dengan yang sudah saya susun di pusat, bahwa kader dan PKK yang akan menjadi pendamping utama ibu hamil, saya kira gayung bersambut,” ujarnya.

Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya

Oleh karena itu, ia menjelaskan bahwa bisa menjadi pilot project untuk zero stunting dan angka kematian ibu dan anak. Sebab, itu dukungannya sangat kuat dan relatif terjangkau jika dibanding dengan kabupaten lain yang sangat luas. “Makanya, saya optimis bisa menjadi contoh dan pilot project untuk zero kematian ibu,” tegasnya.

Hasto menambahkan, derajat kesehatan bangsa ini ditentukan oleh angka kematian ibu dan angka kematian anak, sehingga apabila angka kematian ibu dan anak bagus, maka derajat kesehatan bangsa ini meningkat, itu yang menjadi masalahnya saat ini. “Jadi, WHO itu kan sebetulnya melihat Indonesia dari angka kematian ibu dan anak. Makanya, program Pak Wali ini sudah segaris dengan yang dicita-citakan bangsa atau Pak Presiden,” pungkasnya. (ian/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Angkot Terbakar di Jalan Panjang Jiwo, Sopir Luka Ringan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO