Tinggal Vaksin Unair, Vaksin Nusantara Ditolak, Kuba Sudah Hasilkan 4 Vaksin

Tinggal Vaksin Unair, Vaksin Nusantara Ditolak, Kuba Sudah Hasilkan 4 Vaksin Dahlan Iskan. foto: beritasatu

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Tulisan Dahlan Iskan selalu menarik. Kali ini wartawan kondang itu menulis lagi. Ia mengutip pernyataan Rosan Roeslani, Ketua Umum Kadin Indonesia. “Kalau dalam negeri tinggal Vaksin Merah Putih. Yang izinnya sudah ditolak oleh BPOM," kata Rosan yang sebentar lagi akan menjadi Duta Besar Amerika Serikat.

Loh?

Padahal Kuba, negara kecil dan miskin, sudah menghasilkan 4 . Silakan simak tulisan menarik ini di DISWAY, HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com pagi ini, Rabu, 18 Maret 2021. Selamat membaca:

BEGITU banyak pertanyaan tentang Vaksin Gotong Royong. Yang sebelumnya disebut Vaksin Mandiri itu. Untung ada Rosan Roeslani. Maka Ketua Umum Kadin Indonesia itu yang menjawabnya.

Rosan memang dihadirkan sebagai narasumber terpenting di forum Zoom diaspora Indonesia Senin malam WIB lalu. Yang moderatornya berdomisili di empat negara.

"Sudah 11.000 perusahaan yang mendaftar. Itu pun masih tambah terus," ujar Rosan dari Jakarta.

Minat orang untuk segera mendapat memang tinggi. Terbukti harus membayar pun antre. Banyak pula perusahaan yang tidak hanya ingin mem karyawan dan keluarga. Pun juga ingin membantu memberikan untuk masyarakat sekitar perusahaan.

Apakah masyarakat sekitar boleh diikutkan asi Gotong Royong?

"Boleh. Sudah ada peraturannya sudah diterbitkan Menteri Kesehatan," jawab Rosan –yang sebentar lagi menjabat Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat.

Ide melibatkan masyarakat sekitar itu muncul dari perusahaan perkebunan kelapa sawit. Juga dari perusahaan tambang. Agar masyarakat sekitarnya bisa ikut menikmati Vaksin Gotong Royong.

VGR memang inisiatif swasta. Yang ingin bisnis impor pun banyak. Mereka ingin manajemen dan karyawan perusahaan cepat dapat . Atas biaya perusahaan. Tanpa harus menunggu yang gratis dari pemerintah.

Tapi, kata Rosan, perusahaan-perusahaan itu harus membeli dari Biofarma (BUMN), Bandung. Agar satu pintu. Juga agar harga bisa dikendalikan.

Syarat lain: VGR itu harus menggunakan yang bukan Sinovac dan bukan Pfizer. Yang dua merek itu sudah dibeli oleh pemerintah –untuk diberikan secara gratis ke masyarakat. Sekalian untuk memudahkan kontrol mana yang gratis dan mana yang berbayar.

Maka, menurut Rosan, untuk VGR nanti adalah Sinopharm, Sputnik V, Johnson & Johnson, dan Moderna. "Perusahaan juga dilarang memungut biaya dari karyawan. Harus benar-benar gratis. Tidak boleh ada pemotongan gaji dan sebangsanya," ujar Rosan.

Ada juga yang bertanya: sudah berapa banyak rakyat Indonesia yang di? "Sampai hari ini sudah 4 juta orang. Kita bisa asi sebanyak 390.000 orang/hari," ujar Rosan. "Mulai Juni-Juli nanti bisa 500.000 orang/hari," tambahnya.

Lalu ada yang bertanya soal paspor . Maklumlah peserta Zoom ini adalah orang yang sering bepergian antar-negara. "Apakah Indonesia sudah membicarakan dengan negara lain, khususnya antar negara ASEAN?".

“Kalau dengan Singapura sudah sangat intens," jawab Rosan. Artinya masih belum ada keputusan. Sedang yang dipersiapkan sekarang ini adalah paspor untuk perjalanan di dalam negeri.

Lalu ada yang bertanya: bagaimana perkembangan dalam negeri?

“Kalau dalam negeri tinggal Vaksin Merah Putih. Yang izinnya sudah ditolak oleh BPOM," jawab Rosan.

Vaksin Merah Putih, kata Rosan, adalah yang dikembangkan oleh Kemenristek bersama Lembaga Eijkman dan Universitas Airlangga Surabaya. "Tapi baru pertengahan tahun depan dimulai uji cobanya," katanya.

Di antara banyak acara Zoom saya, Zoom dengan diaspora ini paling efektif. Saya sangat suka –meski harus sampai jam 12.00 malam.

Itulah acara seminggu sekali. Kami bisa reuni sedunia. Adi Harsono –suami Marie Pangestu– jadi penasihatnya dari Washington DC.

Lihat juga video 'Tidak Mau di Vaksin, Wanita ini Malah Minta Ditembak Polisi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO