Adu Dalil Vaksin AstraZeneca, Kiai Asep: Istihalah dan Ihlak Tertangkal oleh Intifak

Adu Dalil Vaksin AstraZeneca, Kiai Asep: Istihalah dan Ihlak Tertangkal oleh Intifak Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A. Foto: MMA/ BANGSAONLINE.COM

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., mengaku sangat mendukung asi yang sedang gencar dilakukan pemerintah. Tapi ia menolak penggunaan AstraZeneca. Ia bahkan minta pemerintah tidak mendistribusikan AstraZeneca pada pondok pesantren.

Alasannya, produksi asal Inggris itu diketahui melalui proses penggunaan tripsin babi.

Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029

Ia sepakat dengan keputusan komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menghukumi Vaksin AstraZeneca haraman mubahan liddlarurat (haram tapi boleh digunakan karena darurat).

“Tapi kalau kondisinya sudah tak darurat tak boleh digunakan. Karena itu pemerintah harus mengupayakan yang halal,” kata .

Menurut , jika pemerintah terlanjur membeli AstraZeneca, distribusikan saja pada masyarakat di Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT), serta daerah lain yang mayoritas non muslim yang tak mengharamkan babi.

Baca Juga: Doakan Kelancaran Tugas Khofifah-Emil, Kiai Asep Undang Kiai-Kiai dari Berbagai Daerah Jatim

Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu mengaku tak sejalan dengan Ketua MUI Jatim KH. Hasan Mutawakkil Alallah yang menyatakan AstraZeneca halalan thayyiban. Menurut dia, fatwa itu tak benar karena hanya menggunakan dasar istihalah (perubahan bentuk) dan ihlak (penghancuran). Dalam pandangan MUI Jatim, tripsin pangkreas babi dalam proses produksi AstraZeneca tidak najis karena sudah berubah bentuk.

Menurut , dalam pandangan mereka istihalah disamakan dengan ihlak, tidak ada nilai-nilai babinya. Tapi alasan itu tak kuat. “Istihalah dan ihlak tertangkal oleh intifak,” tegas kiai ahli matematika dan ilmu pengetahuan alam itu. “Artinya, bisa menjadi karena ada tripsin pangkreas babinya,” kata kepada wartawan di Guest House Institut KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto, Sabtu (28/3/2021) .

Menurut , intifak itu tak bisa dihilangkan. “Buktinya apa? Jadi ! Tanpa ada pankreas babinya tak akan jadi . Keharaman intifak, baru pada pemikiran saja sudah haram, apalagi sudah ada realisasinya,” tegas kiai yang fasih bahasa Inggris dan bahasa Arab itu.

Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa

mengingatkan bahwa Imam Syafii dan Imam Hambali mengajarkan istihalah atau perubahan bentuk dari benda najis menjadi tidak najis hanya berlaku pada tiga hal. “Pertama, ketika arak berubah secara alami (tidak direkayasa manusia) menjadi cuka,” kata .

Kedua, kulit bangkai binatang yang disamak selain binatang babi dan anjing. Ketiga, anak ayam yang menetas dari telur yang dikeluarkan dari ayam mati tidak disembelih. 

Menurut , alasan istihalah sangat terbatas. Tak boleh diobral. “Ini sangat bahaya. Karena bisa jadi pintu masuk semua produk olahan babi dihalalkan dengan istihalah. Karena semua produk babi pasti dengan cara istihalah semua, tidak mungkin gelondongan langsung berupa babi,” kata yang saat pilpres aktif menggalang para kiai untuk mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin serta kampanye hingga luar negeri.

Baca Juga: Klaim Didukung 37 Cabor, Imam Sunyono Optimis Terpilih Ketua KONI Kabupaten Mojokerto

Selain itu, kata , juga berakibat pada mandulnya doa umat Islam. Karena, kata , doa akan terkabul jika tubuh kita bersih dari makanan haram dan najis. Sedang babi masuk kategori najis berat (mughalladhah

Karena itu melarang AstraZeneca disuntikkan pada para santrinya yang berjumlah sekitar 12.000 orang serta 1.000 lebih guru di lingkungan Pondok Pesantren Amanatul Ummah.

Bahkan, menurut , untuk Amanatul Ummah hukumnya bukan lagi haraman mubahan liddlarurah. “Kalau di Amanatul Ummah haraman mutlaqan. Haram mutlak karena di sini tidak ada darurat. Sudah setahun lebih proses pembelajaran berjalan di Amanatul Ummah tapi tidak ada kasus santri yang terkena covid-19,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu. (ris)  

Baca Juga: Gegara Mitos Politik dan Lawan Petahana, Gus Barra-dr Rizal Sempat Diramal Kalah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO