Kurangi Tingginya Angka TPT, Kemnaker Teken MoU dengan Uinsa Surabaya

Kurangi Tingginya Angka TPT, Kemnaker Teken MoU dengan Uinsa Surabaya Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia menggelar MoU dengan Uinsa Surabaya. Penandatanganan nota kesepahaman ini digelar di Hotel Luminor Sidoarjo, Kamis (1/4/2021). (foto: ist)

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Berupaya mengurangi tingginya angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) akibat pandemi Covid-19, Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia hari ini menggelar MoU dengan Uinsa Surabaya. Penandatanganan nota kesepahaman ini digelar di Hotel Luminor Sidoarjo, Kamis (1/4/2021).

Ida Fauziah menyebutkan ada tiga poin kerja sama yang dilakukan kementerian dengan Perguruan Tinggi Islam Negeri Surabaya itu. Pertama, ialah terkait pengembangan Desa Migran Produktif (Desmigratif).

"Kami ingin ada peranan perguruan tinggi di sini untuk mengembangkan empat pilar yaitu sosialisasi tata cara kerja ke luar negeri, usaha produktif melalui kegiatan Tenaga Kerja Mandiri (TKM), community parenting, dan penguatan kelembagaan usaha desa," kata Ida, Kamis (1/4/2021).

Poin yang kedua dari kerja sama ini yakni melakukan pendampingan pada Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas. Dalam hal ini, perguruan tinggi diharapkan dapat memberikan bekal keterampilan teknis produksi atau keahlian vokasi sesuai kebutuhan pasar kerja bagi komunitas dan masyarakat di desa.

"Lalu poin yang ketiga ialah penguatan pemberdayaan UMKM di desa. UMKM ini menjadi wadah paling kuat daya serapnya terhadap tenaga kerja yang ada di desa. Angkatan kerja nasional ini lebih banyak di desa. Dari data tahun 2020, dari total jumlah 138 juta angkatan kerja Indonesia, 44,7 persennya ini di desa. Ini perlu diberdayakan lagi," ucapnya.

Lebih lanjut, Ida mengatakan, ketiga program ini akan diimplementasikan melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang akan diselenggarakan Uinsa. Besar harapannya, perguruan tinggi dapat memaksimalkan peranannya untuk bisa menekan angkat TPT yang semakin tinggi di berbagai wilayah di Indonesia akibat pandemi Covid-19.

"Karena penekanan angka TPT ini membutuhkan peranan dari seluruh sektor tidak bisa pemerintah sendiri. Butuh peranan dari perguruan tinggi, dunia usaha, dan dunia industri, serta masyarakat juga di dalamnya," pungkasnya. (cat/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO