SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Peringatan 20 tahun Yayasan Paliatif Surabaya digelar di Taman Paliatif Jalan Soka, Kecamatan Tambaksari dihadiri oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Kamis (1/4/21).
Juga Bapak Paliatif Indonesia Prof Dr. dr. Sunaryadi Tejawinata, Ketua Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri (P3BN) Urip Murtedjo, serta Ketua Umum Yayasan Paliatif Surabaya Lizza Hendriadi, dan perwakilan pasien paliatif turut hadir dalam acara tersebut.
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
Pada kesempatan itu, Eri menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Paliatif Surabaya yang telah bergerak selama 20 tahun. Dia menyebut Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya siap mendukung penuh segala kegiatan yang diselenggarakan oleh yayasan tersebut.
“Kita buat pasien paliatif ini bahagia terus setiap harinya dengan kegiatan yang menghibur mereka. Karena ini adalah salah satu cara agar kondisi mereka lebih baik," katanya.
Surabaya menjadi seperti saat ini bukan karena kehebatan pemerintah dan pejabatnya saja, tetapi berkat gotong royong serta kepedulian sesama masyarakat. “Terima kasih untuk para dokter, kader semua pasien paliatif sehat dan bahagia. Saya yakin kalau kita bergotong royong dapat menyelesaikan pasien kanker di Surabaya,” ungkapnya.
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
Di momen itu, mantan kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bapekko) Surabaya berharap kepada belasan pasien paliatif yang datang untuk tetap semangat. “Ibu-ibu ini adalah orang-orang pilihan Allah SWT, Insya Allah akan mendapat rahmat. Tetap semangat, kami ada untuk panjenengan,” kata Eri kepada para pasien paliatif.
Seusai sambutan, Eri membagikan sembako secara simbolis kepada pasien yang hadir. Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya Rini Eri Cahyadi membagikan vitamin untuk menjaga kekebalan tubuh pasien.
Sementara itu, Ketua Umum Yayasan Paliatif Surabaya, Lizza Hendriadi menceritakan awal mula terbentuknya Yayasan Paliatif Surabaya. Tahun 2000, terbentuk relawan paliatif lantaran pasien kanker sebagaian besar tidak dapat hadir di pusat pengembangan paliatif. “Akhirnya kami bentuk relawan yang mendatangi langsung ke rumah-rumah pasien atau home care,” kata Lizza.
Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya
Ia juga menjelaskan, dengan adanya Taman Paliatif tersebut dinilai sangat membantu pasien dalam berkegiatan. Misalnya seperti olahraga, senam paliatif, melukis, menyulam, merangkai bunga. Hal itu menjadi penting dilakukan sebab merupakan perawatan holistik yang meliputi perawatan fisik, psikis, sosial dan kultural untuk meningkatkan kualitas hidup pasien kanker serta keluarganya. “Sekali lagi terima kasih bapak wali kota yang bersedia mendukung penuh kegiatan kami,” tutupnya. (sby1/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News