SIDOARJO (BangsaOnline) - Pembangunan pasar sapi baru untuk relokasi pasar sapi lama di Kecamatan Krian yang belum direalisasikan, membuat praktek prostitusi liar tetap langgeng disana.
“Prostitusi masih ada, tapi tidak seramai dulu,” kata Ichwan (25) salah satu warga sekitar, kamis (19/2).
Baca Juga: Bisa Jadi Korporasi, Khofifah Apresiasi Penjualan Sapi secara Online di Pettong Bangkalan
Selain itu, mangkraknya pembangunan pasar sapi baru membuat kucing-kucingan antara pedagang sapi dengan Satpol PP. Sebab, pedagang sapi yang biasa berjualan, kerepotan mencari lahan dagangan setelah lahan lama dibongkar.
Rencananya, lahan yang pernah dijadikan lokalisasi pekerja seks komersil (PSK) itu, bakal dibangun ruang terbuka hijau (RTH).
Sementara itu, Kepala Peternakan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (DP3) Sidaorjo, drh Bambang Erwanto kepada wartawan, Kamis (19/02) mengatakan, bahwa progres rencana pembangunan dalam proses pelelangan tetapi belum tuntas. Padahal, anggaran untuk pembangunan pasar sapi di dekat rumah pemotongan hewan (RPH) Krian tersebut sudah tersedia.
Baca Juga: Pasca Ditutupnya Pasar Sapi Jebreng Kidul Kota Probolinggo, Pedagang Nekat Pindah ke Pasar Lama
“Kita tidak tahu masalah pelelangan itu, karena bukan kewenangan kami,” ujarnya.
Sejak dibongkar akhir tahun lalu, belum ada perkembangan pembangunan baik RTH maupun pasar hewan. Pengurukan lahan sebagai tahap awal pembangunan sudah dilakukan. Dengan begitu, setelah selesai proses lelang dan kontraktornya sudah ditetapkan, pembangunan pasar hewan bisa segera dilakukan.
“Proses pengurukan, kami lakukan secara bertahap. Warga Krian memang membutuhkan pasar hewan,” ujar Bambang.
Baca Juga: Pemkot Probolinggo Tutup Pasar Ternak, Pedagang Tetap Bandel Berjualan
Saat ini, kegiatan pasar sapi lama di Desa Tambak Kemerakan masih tetap berlangsung. Aktivitas jual-beli sapi ini dikhawatirkan kembali mengundang para pemain lama untuk kembali membuka warung di kompleks dekat Pasar Krian Baru itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News