SITUBONDO, BANGSAONLINE.com - Menjelang lebaran, harga sapi di pasar hewan Situbondo merangkak naik hingga Rp 3 juta per ekor. Namun, kenaikan itu hanya terjadi pada harga sapi yang dinilai layak potong saja.
Sementara untuk harga sapi lainnya, seperti ketagori indukan normal dan pedet masih tetap tidak ada perubahan. Kenaikan harga sapi potong, karena meningkatnya kebutuhan daging menjelang lebaran mendatang.
Baca Juga: Gubernur Khofifah Pantau Pasar Tradisional Panarukan Situbondo, Harga Bahan Pokok Stabil
“Untuk sapi layak potong harganya sekarang naik sekitar Rp 2 - 3 jutaan. Ini pada hari pasaran yang sudah dekat lebaran, biasa warga banyak yang beli sapi untuk dipotong,” kata Jamsuri, pedagang sapi asal Bondowoso, Senin (11/6).
Pantauan di lapangan, sepanjang hari tadi pasar hewan Seninan yang berlokasi di Desa Kalimas, Kecamatan Besuki, memang banyak 'diserbu' pembeli. Mereka memadati lokasi penjualan sapi potong di sisi utara dan barat.
Tak hanya kalangan para jagal sapi saja. Banyak juga masyarakat biasa yang ikut bertransaksi di lokasi tersebut. Kebanyakan dari mereka kordinator kelompok masyarakat yang ikut sistem arisan khusus untuk daging sapi untuk keperluan lebaran.
Baca Juga: Pastikan Stok dan Harga Stabil di Pasar Panarukan, Khofifah Imbau Masyarakat Tak Panic Buying
“Hampir lebaran begini, sistem tabungan untuk mendapat daging tentu sudah akan dicairkan semua. Makanya, sekarang banyak pengepulnya yang cari sapi untuk dipotong, hari kan sudah H-5 dan harus dapat sapi,” tambah Jamsuri.
Berbeda dengan sapi indukan normal dan pedet, yang tampak tak begitu banyak peminat. Sebab menjelang lebaran peternak biasanya cenderung enggan menambah peliharaan baru. Di antaranya karena sapi baru biasanya cenderung mudah mengalami stres. Sehingga berpotensi merepotkan peternaknya. Padahal, sebentar lagi lebaran akan segera tiba.
Tak heran, jika harga sapi untuk peliharaan (induk maupun pedet) ini cenderung masih bertahan seperti pasaran sebelumnya. Meski tak ada kenaikan harga, namun sepinya minat pembeli tetap membuat sebagian pedagang gigit jari. Banyak sapi yang tak laku terjual terpaksa dibawa pulang.
Baca Juga: NU Situbondo Kunjungi Pasar Panji, Fasilitasi Perlindungan Kerja dan Bantuan Modal Rp10 Juta
“Dengan dibawa pulang, modal kita jelas bertambah. Mulai uang transportasi, biaya pakan, biaya perawatan selama di rumah, dan sebagainya. Padahal tetap tidak ada jaminan harga di pasaran berikutnya akan ada kenaikan,” kata pedagang sapi asal Situbondo, Saiful Bahri. (mur/had/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News