NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat dikabarkan terjaring Operasi Tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ahad (9/5/2021).
Dalam catatan BANGSAONLINE.com, beberapa hari terakhir ini politik di Nganjuk memang sedang gonjang ganjing. Wartawan BANGSAONLINE.com di Nganjuk, Bambang Dwi Julianto, melaporkan bahwa para anggota DPRD Nganjuk sedang marah pada Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat. Bahkan mereka kini sedang menginterpelasi bupati Novi Rahman Hidayat.
Baca Juga: Kang Marhaen Daftarkan Diri Sebagai Bacabup Nganjuk Melalui PDIP
“Ini prahara politik. Sebelumnya belum pernah terjadi di Nganjuk,” tulis Bambang Dwi Julianto di BANGSAONLINE.com edisi Senin 5 April 2021. Menurut dia, usul interpelasi anggota DPRD Nganjuk langsung disetujui semua anggota dewan.
“Hak interpelasi menggelinding atas krisis kepercayaan dari anggota DPRD terhadap kebijakan yang dibuat Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat yang dinilai telah mencederai atas revisi perda yang sedang dibahas di DPRD,” tulis Bambang di BANGSAONLINE.com.
Hak interpelasi tersebut dibahas dalam rapat paripurna yang dipimpin Wakil Ketua I DPRD Ulum Bastomi didampingi Wakil Ketua II Raditya Haria Yuangga dan Wakil Ketua III DPRD Jianto.
Baca Juga: Peringati Hari Buruh, Pj Bupati Nganjuk Tabur Bunga di Makam Aktivis Buruh Marsinah
Ulum Bastomi membenarkan bahwa interpelasi tersebut sudah bergulir. "Pimpinan fraksi mulai dari PDIP, PKB, Hanura, Gerindra, Golkar, DKI, dan fraksi Nasdem-PPP semua sepakat, bahkan 41 anggota yang hadir setuju interpelasi dengan angkat tangan," kata Ulum kepada BANGSAONLINE.com, Senin (5/4/2021).
Interpelasi itu diusulkan terkait kebijakan Novi soal pengangkatan dan pemberhentian perangkat desa. Tapi apakah ini akan bergulir ke hak angket? “Kita tunggu 10 hari lagi jawaban bupati, apakah bisa diterima atau sebaliknya ditolak DPRD," tandasnya.
Loh, apakah interpelasi ini terkait dengan penangkapan Bupati Nganjuk? Wallahua’lam. Seorang anggota DPRD Nganjuk menduga Bupati Novi dicokok KPK terkait dengan pengisian perangkat desa di Kecamatan Pace. Hanya saja ia tak bisa memastikan apakah Bupati Novi ditangkap terkait jual beli jabatan atau yang lain.
Baca Juga: Mengapa Nikel Indonesia Dikuasai China? Ini Penjelasan Perhapi
Yang pasti, banyak pihak terkejut atas penangkapan Bupati Novi ini. Pasalnya, ia dikenal kaya raya. Bahkan ia memiliki 36 perusahaan jauh sebelum ia terpilih sebagai bupati. Grup perusahaan itu ia rintis sejak masih kelas 3 SMA.
Bupati Novi punya tambang nikel, batubara, 120 bank perkreditan rakyat, dan banyak lagi.
Sejak ia menjabat bupati, ia tinggalkan perusahaannya. Ia serahkan manajemen ke para profesional. "Saya beri mereka saham. Agar lebih merasa memiliki," ujar Novi Rahman Hidhayat, sang bupati, seperti ditulis Disway.
Baca Juga: Sparkling Nganjuk Carnival Season 2 Sukses dan Meriah, Tandai Akhir Jabatan Bupati Kang Marhaen
Sebelum ke politik, semua keluarganya ia tarik dari perusahaan. Agar manajemen profesional tidak terganggu pengaruh keluarga.
Gajinya sebagai bupati ia serahkan ke lembaga kesejahteraan rakyat. Mobil-mobil dinas bupati tidak ada yang ia pakai. Semua pegawai negeri harus membayar zakat –yang hasilnya dikelola tim untuk mengatasi kemiskinan. (tim)
VIDEO TERKAIT
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News