Ketua PCNU Sumenep: Kok Beaya Rp 15 M yang Diekspose, Kayak EO Saja

Ketua PCNU Sumenep: Kok Beaya Rp 15 M  yang Diekspose, Kayak EO Saja Panji Taufik, Ketua PCNU Sumenep.

SUMENEP (BangsaOnline) - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep mengaku heran dengan kecenderungan panitia Muktamar NU yang mulai tercerabut dari akar pesantren.

“Kok yang diekspose beaya yang Rp 15 M,” kata KH Panji Taufiq,

Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan

Ketua Tanfidziah PCNU Sumenep kepada BangsaOnline.com, Kamis (26/2/2025). Padahal, tegas Kiai Panji, warga NU berharap Muktamar NU tak perlu beaya besar tapi menghasilkan keputusan-keputusan strategis yang memberi kemaslahatan kepada bangsa. Sebab NU itu tempat berkhidmat warga NU sehingga perlu swadaya secara murni.

“Ini kok kayak EO (event organizer – red) saja,” kata Kiai Panji, “Kalau EO kan memang orientasinya bisnis, cari untung. Kalau NU kan untuk kepentingan bangsa, jadi harus swadaya,” kata Kiai Panji.

Meski demikian Kiai Panji tak mau terus terang, apakah yang dipersoalkan itu pernyataan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang menyatakan beaya Muktamar NU ke-33 di Jombang akan menghabiskan Rp 15 miliar.

Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU

Seperti diberitakan berbagai media, Gus Ipul selaku ketua panitia daerah Muktamar NU kepada pers menyatakan bahwa Muktamar NU ke-33 yang akan digelar di Jombang pada 1 sampai 5 Agustus mendatang menelan beaya Rp 15 miliar. Ia mengatakan, muktamar NU akan disulap sebagai event internasional. Ia berharap kegiatan lima tahunan kaum nahdliyin tersebut akan menarik minat wisatawan religi datang ke Jatim. Baik wisatawan nusantara maupun wisatawan asing.

"Makanya pelaksanaan dan kegiatan muktamar akan dikemas sedemikian rupa agar menarik, serta berstandar internasional," ujarnya, Jumat (13/2/2015).

"Untuk berbagai kebutuhan tersebut, anggaran muktamar NU kali ini diperkirakan habis Rp 15 miliar," terang Gus Ipul, yang juga salah satu Ketua PBNU.

Baca Juga: Konflik Baru Cak Imin, Istri Said Aqil Mundur dari PKB, Akibat Khianat saat Muktamar NU?

Menurut Kiai Panji, membesar-besarkan beaya Muktamar, apalagi jika beaya itu bukan dari swadaya warga NU, sama dengan menghalangi niat ibadah warga NU yang ingin berkhidmat di organisasi keagamaan terbesar di Indonesia itu.Sebab dalam sejarah NU beaya Muktamar selalu berasal dari swadaya warga NU meski tak menolak sumbangan dari luar. “Seharusnya Muktamar NU itu kembali ke pesantren. Bukan hanya tempatnya yang kembali ke pesantren, tapi pola pikir dan praktik keberagamaannya,” kata Kiai Panji.

Ia mengaku terharu ketika Munas NU di Cirebon yang beayanya berasal dari swadaya masyakat. Ada yang menyumbang beras, daging dan sebagainya. Menurut dia, tradisi swadaya ini seharusnya yang dipertahankan dan dikembangkan NU, terutama panitia Muktamar.

“Sekarang kok malah kayak EO,” katanya.Ia mengaku prihatin kalau Muktamar NU seperti EO karena jelas bertentangan dengan tradisi NU yang guyub dan penuh gotong royong. Apalagi NU tak kekurangan tenaga. Warga NU selalu siap karena bekerja di NU niat ibadah.

Baca Juga: Emil Dardak Dukung Muktamar NU ke-35 di Surabaya

Ia juga mengaku geli ketika mendengar ada draft usulan soal sistem pemilihan Rais Aam lewat Ahlul Halli wal Aqdi. “Saya geli ya. Kok itu yang diributkan. Kok bukan program yang menghasilkan keputusan-keputusan strategis demi bangsa ke depan,” katanya.

Menurut dia, NU seharusnya sudah melewati masalah kecil dan teknis seperti itu. “Saya tertarik dengan pernyataan Wapres Jusuf Kalla bahwa NU harus jadi pengekspor Islam moderat ke seluruh dunia. Tapi kalau kita di internal NU masih seperti ini gimana,” katanya. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO