BangsaOnline - Sejumlah pengurus PBNU menemui Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/2/2015). Mereka membicarakan persiapan Muktamar NU.
"Kami mohon izin pada presiden, PBNU akan mengadakan muktamar ke-33, insya
Allah di Jombang, Jatim. Baru kali ini muktamar di Jombang. Di Jatim sering,
tapi di Jombang baru," kata Said seusai pertemuan. “Presiden menyambut
baik dan mendukung," kata Said Aqil Siradj.
Kiai Said tak sendiri. Ikut menemaninya Waketum PBNU Asad Said Ali dan Slamet
Efendi Yusuf. Selain soal Muktamar NU, Said Aqil menerangkan, mereka juga
membicarakan perkembangan NU.
Presiden Jokowi pun membicarakan soal gerakan Islam radikal. Presiden, kata
Said, berharap NU bisa menjadi benteng pertahanan umat menahan gelombang
radikalisasi.
Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan
"Harapan beliau, NU menjadi benteng Islam yang moderat dan ramah," tegas dia.
Menurut dia, presiden menyambut dan mendukung serta mendoakan agar muktamar sukses.
"Keputusan-keputusan muktamar diharapkan bermanfaat untuk bangsa, dan umat Islam pada khususnya. Bahkan bukan hanya itu, bagaimana caranya pola pikir NU itu bisa disebarkan di seluruh dunia," ujar Said.
Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU
Presiden, lanjutnya, telah menyatakan kesediaan membuka muktamar tersebut. "Target muktamar ialah mengokohkan kembali peradaban Islam sebagai fondasi keberlangsungan NKRI. Jadi Islam yang berbudaya dan beradab," katanya.
Dia mengungkapkan ribuan pengurus NU di seluruh Indonesia akan menghadiri muktamar. "Setiap cabang 7 orang, semuanya 482 cabang ditambah wilayah 34 provinsi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News