SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menyatakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) mesti bersinergi dengan usaha warga serta menjadi konsolidator dalam rangka menjadi motor penggerak perekonomian lokal desa.
Di sisi lain, Gus Menteri, panggilan kesayangan Tenaga Profesional Pendamping Indonesia, menyatakan komitmennya akan menaikkan honor pendamping lokal desa yang menjadi motor program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa (P3MD) dalam mengawal penyaluran dana desa.
Baca Juga: Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, Halim Iskandar Tekankan Pancasila sebagai Fondasi Utama Pembangunan
"BUMDesa mesti menjadi motor penggerak perekonomian desa serta warga desa. Karena dengan kondisi pandemi Covid-19 ini maka BUMDesa mesti mampu menjadi konsolidator usaha warga serta mendorong usaha warga desa berkembang," kata Gus Menteri lewat siaran pers, Sabtu (5/6/2021).
Ia memberikan peringatan khusus kepada pengurus BUMDesa agar sebisa mungkin mencegah institusi serta bidang usahanya menjadi pesaing usaha yang dirintis warga.
"BUMDesa jangan sampai menjadi kompetitor usaha warga desa, mesti menjadi trigger dan motor penggerak serta inisiator dan motivator usaha warga desa," tegas mantan Ketua DPRD Provinsi Jatim itu.
Baca Juga: Mendes PDTT Lepas Ekspor Kendang Djembe Senilai Rp17 Miliar di Desa Ngoran Blitar
Halim juga mengungkapkan bahwa pihaknya tengah berupaya keras agar honor pendamping lokal desa bisa dinaikkan dalam waktu tidak lama lagi.
"Kemendesa sedang berupaya keras agar honor para PLD sebagai ujang tombak P3MD bisa naik, karena hal ini menjadi pemikiran Kemendesa agar kebijakan tersebut (honor PLD naik) segera bisa terwujud. Ini semua sebagai bentuk apresiasi atas kinerja PLD secara nasional," tegasnya.
Secara khusus, politikus PKB ini juga menyampaikan bahwa pihaknya tengah serius mengupayakan tentang proses survei pendataan SDGs Desa sehingga bisa terlaksana secara menyeluruh di semua desa yang berjumlah 74.517, dan 919 desa berstatus nagari di Sumatra Barat.
Baca Juga: KPK Geledah Rumah Dinas Abdul Halim Iskandar
"Survei data Sustainble Development Goal's (SDGs) Desa bila berhasil dengan baik akan menjadi big data nasional yang bisa digunakan semua sektor alias multisector agar mencegah data ganda serta tidak valid," ungkapnya
Sementara itu, Bupati Lamongan Yuhronur Effendi menyatakan apresiasinya atas kehadiran Menteri Desa PDTT di Lamongan serta berkenan turun langsung memantau kondisi desa.
"Alhamdulillah Gus Menteri Desa sudah berkenan meninjau jauh ke pelosok Desa Kendal dan memantau keberadaan BUMDesa di sini. BUMDesa di Lamongan harus bisa bersinergi dengan program-program Pemkab Lamongan, khususnya Bela Beli produk asli Lamongan agar ekonomi lokal bisa bergerak di masa pandemi Covid-19," kata Yuhronur.
Baca Juga: Peduli Kearifan Lokal, Mendes PDTT Buka Festival Budaya Desa di Jombang
Kepala Desa Kendal, Rois Purwo Nugroho tidak bisa menutupi kegembiraannya terkait kedatangan Gus Menteri Desa PDTT ke Desa Kendal
"Pemdes Kendal sangat terkejut dan tidak menyangka dengan kedatangan Gus Menteri di pelosok desa pinggiran Kabupaten Lamongan. Ini semakin meneguhkan jargon Pak Presiden Jokowi, yakni membangun Indonesia dari pinggiran," tutur Rois.
Seperti diketahui, Menteri Desa PDTT beserta rombongan berkunjung ke Desa Kendal Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan untuk meninjau BUMDesa serta Taman Wisata Bahagia Mahoni.
Baca Juga: Dana Desa Rp 335 Triliun Diduga Bocor, DPR Sorot Kinerja Menteri Desa PDTT Halim Iskandar
Dalam kunjungan itu Gus Menteri Desa PDTT melakukan dialog dengan pemerintah desa, pengurus BUMDesa setempat, serta warga.
Selain itu juga akan diserahkan Sertifikat SDGs Desa kepada pemerintah desa yang telah menuntaskan kerjanya serta kepada Perwakilan TPP P3MD Lamongan.
Desa Kendal pada 2020 lalu meraih peringkat pertama dalam program Desaku Pintar di Kabupaten Lamongan.
Baca Juga: Percepatan Transformasi Digital, Pemkab Sidoarjo Launching Desa Digital
Taman Wisata Bahagia Mahoni ini merupakan implementasi dari Visi Desa Kendal sebagai Desa Literasi di mana melalui Cafe Literasi dengan jargon No WiFi, Please Interaksi, para pengunjung khususnya anak-anak dipaksa harus membaca buku dan berinteraksi dengan sesama pengunjung lainnya. Ada pula anak yang sekolah alam dipandu para pemuda pemudi karang taruna, sementara orang tua terpisah dengan sesama pengunjung lainnya sambil menikmati menu hidangan yang dipesan dari Cafe Literasi. (mdr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News