PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 16 provinsi di Indonesia Timur, kecuali Sulawesi Selatan, 80 persen kebutuhan pokoknya tergantung Jawa Timur.
Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, saat memberikan opening speech Seminar Nasional "Smart City, Creative Government: Membangun Ekosistem Digital Cettar Bagi Pembangunan Jawa Timur" di Royal Senyiur Hotel, Prigen, Pasuruan, Jumat (11/6). Seminar ini merupakan rangkaian Rakerwil AMSI Jatim Tahun 2021.
BACA JUGA:
- Khofifah Hadiri Acara Halal Bihalal Keluarga Besar Civitas Akademika Universitas Airlangga
- Santuni Anak Yatim Terbanyak di Jawa Timur, Khofifah Apresiasi Pemkab Tuban
- Bandara Dhoho Kediri Segera Beroperasi, Khofifah: Mempermudah Mudik ke Jatim
- Senin Besok Tiket Citilink Rute Jakarta-Kediri Bisa Dipesan, Khofifah: Mudik Makin Dekat
"Karena itu, kita harus menghitung produksi telur, padi, dan kebutuhan pokok lainnya (untuk dibagi ke provinsi lain di Indonesia bagian timur," ujar Khofifah.
Karena itu, ia menilai bahwa Ibu Kota Indonesia secara de facto adalah Jawa Timur. "Jika memang Ibu Kota Indonesia akan dipindah ke Kalimantan Timur, maka secara de facto ibu kotanya adalah Jawa Timur," katanya.
Lanjut Khofifah, selama ini Jawa Timur telah membuktikan diri sebagai wilayah dengan kekuatan ekonomi nomor terbesar kedua di Indonesia. Bahkan tanpa perusahaan-perusahaan besar yang kebanyakan berkantor di DKI Jakarta.
"Jawa Timur mampu menjadi kekuatan ekonomi terbesar nomer dua tanpa holding-holding tersebut," terang Khofifah.
"Karena itu, Jawa Timur tidak boleh batuk, karena kalau batuk droplet-nya sampai di Jakarta," tambahya.
Dalam kesempatan itu, Khofifah juga menyampaikan progres vaksinasi. Dia mengungkapkan jika Jawa Timur menjadi yang tertinggi dari seluruh provinsi di Indonesia dalam hal vaksinasi. Menurutnya, hal itu tak lepas dari social capital di Jawa Timur yang tidak dimiliki oleh provinsi lain.
"PPKM Mikro dianggap oleh pengamat paling sukses. Inilah proses bottom up participation," jelas Khofifah.