SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Meningkatnya sebaran Covid-19 di Jawa Timur selama sebulan terakhir, membuat kalangan DPRD Jatim berupaya untuk menambah alokasi anggaran vaksinasi Covid-19 untuk seluruh masyarakat. Penambahan anggaran dana tak terduga itu direncanakan dibahas dalam P-APBD Jatim 2021 dalam waktu dekat.
Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua DPRD Jatim Anik Maslachah usai memimpin rapat paripurna DPRD Jatim, Senin (28/6/2021).
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
"Realisasi penggunaan dana tak terduga untuk penanganan Covid-19 di Jatim tahun 2020 hanya di kisaran 73 persen. Sehingga efektivitas perencanaan dan pelaksanaan perlu ditingkatkan," kata politikus PKB itu.
Pertimbangan lainnya, lanjut Anik, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) APBD Jatim 2020 juga cukup besar yakni Rp 3,7 triliun atau setara 11,46 persen dari kekuatan APBD Jatim 2020 sebesar Rp 34,5 triliun.
"Kami akan dorong realokasi anggaran untuk vaksinasi ditingkatkan dua kali lipat dari tahun sebelumnya agar kekebalan komunitas (Herd Immunity) bisa segera terwujud," jelasnya.
Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud
Pimpinan DPRD Jatim perempuan pertama di era reformasi ini menambahkan, dari sisi kemampuan anggaran dan aturan tidak ada persoalan yang berarti. Bahkan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga memiliki good will yang sama dengan kalangan DPRD Jatim.
"Jadi yang perlu dipersiapkan adalah menyiapkan SDM untuk vaksinasi agar bisa tepat sasaran dan tepat waktu. Mengingat, vaksinasi nantinya juga akan menyasar anak-anak muda," ungkapnya.
Di sisi lain, refocusing anggaran juga akan membantu sosialisasi prokes yang lebih masif dan penerapan PPKM Mikro yang lebih ketat. Mengingat, vokasi prokes masih sangat diperlukan akibat masih adanya sebagian masyarakat yang masih meyakini Covid-19 tidak ada dan tak berbahaya.
Baca Juga: Reses, Ketua DPRD Jatim Serap Aspirasi Masyarakat di Griya Bakti Prapen Indah
"Kalau perlu Satgas Covid-19 mulai tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa hingga sekolah diperkuat untuk membantu persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka bagi daerah-daerah yang masuk zona hijau dan kuning," kata politikus asal Sidoarjo itu.
Khusus untuk kasus di Bangkalan, pihaknya menyarankan supaya segera dilakukan lockdown di 4 kecamatan yang masuk zona merah jika tak juga menunjukkan perkembangan yang sigfinikan.
"Dar pada PPKM Mikro yang tak kunjung menunjukkan hasil dan waktunya sampai kapan. Kami menyarankan supaya dilakukan lokalisir zona merah dengan memberlakukan lockdown selama 1-2 pekan atau sebulan tak boleh ke mana-mana tapi kebutuhannya dibantu pemerintah sehingga sebaran Covid-19 bisa dikendalikan dengan baik, dan tidak menyebar lebih luas," pungkas Sekretaris DPW PKB Jatim tersebut. (mdr/ian)
Baca Juga: Di Rakor GTRA Kanwil BPN Jatim, Adhy Karyono Optimistis Regulasi Baru Jadi Solusi Atasi Mafia Tanah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News