
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Aksi warga tiga desa yakni Manyarejo, Manyar Sidomukti, dan Manyar Sidorukun, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik yang membongkar dan menyingkirkan separator di median Jalan Raya Manyar (depan Tugu Manyar), Selasa (29/6/2021) sekitar pukul 15.30 WIB, mendapat respons dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Gresik.
Menurut Kepala Dishub Kabupaten Gresik Nanang Setiawan, pemasangan separator tersebut merupakan kesepakatan forum lalu lintas dan angkutan jalan (LLAJ) Kabupaten Gresik.
"Itu keputusan bersama forum LLAJ Kabupaten Gresik. Salah satu anggota adalah dishub selain stakeholder terkait," ucap Nanang kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (30/6/2021).
Sebagaimana diketahui, penyingkiran puluhan separator yang terbuat dari beton dan plastik tersebut lantaran keberadaannya dianggap menyusahkan warga untuk menyeberang, dan makin menimbulkan kemacetan parah di Jalan Raya Manyar yang sempit.
Warga di tiga desa tersebut secara sukarela berdatangan ke Perempatan Tugu Manyar untuk memindahkan separator yang dipasang di median jalan. Warga awalnya meminta kepada Forkopimcam Manyar agar menepikan puluhan separator tersebut.
Lantas permintaan warga itu direspons dengan adanya satu alat berat forklift yang digunakan untuk memindahkan separator dari beton. Namun, belum semuanya selesai, forklift tersebut sudah dipulangkan. Warga pun protes ke jajaran forkopimcam, sebab tidak semua separator dipindahkan ke tepi jalan.
Kemudian, warga dari tiga desa secara gotong royong menyingkirkan separator dari beton tersebut dengan didorong ke tepi jalan. Karena banyak masyarakat yang mengikuti aksi tersebut, sehingga terjadi pengumpulan massa. Akibatnya, kemacetan arus lalu lintas hingga satu kilometer lebih pun terjadi di sepanjang Jalan Raya Manyar, terutama di Pintu Exit Tol Manyar.
Sementara itu, Kepala Desa Manyar Sidomukti Akmad Khasin menyatakan, sebelum warga beramai-ramai menyingkirkan pembatas berupa separator beton dan plastik tersebut, warga tiga desa melalukan rapat.
"Kami, warga dari tiga desa rapat secara mendadak. Ini dilakukan warga lantaran sudah jenuh dengan keberadaan separator tersebut," ucap Akhmad Khasin.
Menurutnya, pemasangan separator tersebut mengakibatkan kerap terjadinya kecelakaan lalu lintas di sekitar lokasi. "Setelah jalan dipasangi separator di sini sering terjadi kecelakaan," ungkapnya.
Menyikapi aksi warga Manyar tersebut, Camat Manyar Mohamad Nadlelah menyatakan bahwa pemasangan separator itu dilakukan untuk mengurangi kemacetan. Namun, kalau warga sekitar keberatan, maka akan dilakukan kajian ulang.
"Jika warga Manyar keberatan, nanti akan dikaji ulang di tingkat kabupaten," pungkasnya. (hud/zar)