BONDOWOSO, BANGSAONLINE.com - Saat ini Indonesia masih dihadapkan dengan berbagai tantangan mengenai permasalahan gizi, salah satunya adalah stunting yang mempengaruhi kualitas hidup generasi muda di masa mendatang. Di pundak generasi muda inilah masa depan bangsa dipertaruhkan untuk membawa Indonesia menjadi bangsa yang besar dan maju.
Pemerintah saat ini berupaya untuk mewujudkan tercapainya cita-cita besar Indonesia yang maju dengan menjaga kualitas generasi muda yang bebas stunting.
BACA JUGA:
- Waspada Musim Pancaroba, ini Rekomendasi PB IDI agar Tetap Sehat saat Perjalanan Mudik
- Tak Hanya Hilangkan Stres, Profesor Jepang Sebut Hutan Mampu Bunuh Sel Kanker
- Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi Jawa Timur, Kota Kediri Raih Peringkat II
- Dari 27,4 ke 9,6 Persen, Kasus Stunting di Kabupaten Mojokerto Anjlok
“Kampanye nasional untuk penurunan prevalansi stunting ini bertujuan untuk membangun kesadaran dalam pencegahan stunting khususnya bagi generasi muda,” ujar Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Wiryanta dalam forum “Kepoin Genbest” Bondowoso yang diselenggarakan pada Jumat (9/7/2021) secara virtual.
Angka prevalensi stunting di Indonesia berdasarkan hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) di tahun 2019 sebesar 27,67 persen, masih tinggi dibandingkan dengan ambang batas yang ditetapkan oleh WHO, yakni 20 persen. Presiden Joko Widodo telah menetapkan target di tahun 2024 agar angka prevalensi stunting di Indonesia turun menjadi 14 persen.
“Tujuan penurunan stunting ini adalah untuk menyongsong bonus demografi yang diperkirakan terjadi di tahun 2030 mendatang. Untuk itulah dibutuhkan SDM yang unggul, berkompentensi, dapat bersaing secara global dan tentunyaberkepribadian Indonesia,” ujar Wiryanta.
Oleh karena itu, menurut Wiryanta, untuk mewujudkan “Indonesia Emas” Kemkominfo menyelenggarakan “Kepoin Genbest” di berbagai daerah prioritas stunting, salah satunya di Bondowoso, Jawa Timur, dengan menyasar para remaja dan ibu muda agar dapat memahami dan peduli terhadap isu stunting sejak dini.
“Target penurunan stunting menjadi 14% di tahun 2024 optimis akan kita capai jika semua elemen masyarakat dapat bersama bergotong royong untuk sadar bahwasanya stunting ini adalah ancaman kita semua dan harus kita cegah bersama,” imbuh Wiryanta.