PCNU se-Eks Karesidenan Besuki Dukung Kiai Hasyim-Gus Solah Pimpin NU

PCNU se-Eks Karesidenan Besuki Dukung Kiai Hasyim-Gus Solah Pimpin NU Dari kiri ke kanan: KH Abdurrahman Usman, KH Hisyam Syafaat, KH Salahuddin Wahid, dan KH Masykur Ali. Foto: BangsaOnline.com

BANYUWANGI (BangsaOnline) - Acara silaturrahim Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-eks karesidenan Besuki (Banyuwangi, Jember, Bondowoso, Situbondo dan Lumajang) bersama Dr. Ir. KH. Salahuddin Wahid (Gus Solah) di Pondok Pesantren Darus Salam Blok Agung Banyuwangi pada hari Ahad, 8 Maret 2015, jam 19.00 Wib berjalan dengan penuh kekeluargaan.

Acara yang dihadiri Rais Syurian, ketua PCNU dan pengasuh pondok pesantren ini, dipimpin oleh Ketua PCNU Banyuwangi, KH. Masykur Ali. Acara dimulai dengan sambutan Rais Syuriyah PCNU Banyuwangi sekaligus tuan rumah dan Pengasuh Pesantren Blok Agung, KH. Hisyam Syafaat.

Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan

Kiai Hisyam mengakusangat bahagia sekali atas kehadiran Gus Solah yang merupakan cucu pendiri sekaligus Rais Akbar NU Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari.

“Karena abah kami, Kiai Haji Mukhtar Syafaat mondok sekitar 7 tahun di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang dan berguru pada Kiai Hasyim Asy’ari,” kata Kiai Hisyam Syafaat.

Karena itu Kiai Hisyam sangat berharap dan mengapresiasijika NU nanti dipimpin kembali oleh keluarga pendiri NU. Artinya, Kiai Hisyam Syafaat sangat bangga jika Gus Solah mimpin NU ke depan.

Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU

Dalam paparannya, Gus Solah sangat berharap NU kedepan bisa memenej potensi NU dalam bidang pendidikan, politik, kesehatan, ekonomi, sosial, dan sumberdaya manusia. Gus Solah kembali menegaskan bahwa NU harus membuang mitos, bahwa organisasi NU tidak bisa diperbaiki.

Meski demikian Gus Solah mengingatkan bahwa NU berbeda dengan partai politik. “Paradigma NU jangan seperti partai politik yang terkadang banyak bicara,NU harus mengubah diri banyak kerja. Pengurus NU harus paham organisasi. Dan dalam bekerja harus ada capaian atau target yang jelas,” tegas Gus Solah.

Gus Solah yang juga pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang ini berharap agar NU dapat memanfaatkan potensi kader NU yang ada dimana-mana.

Baca Juga: Konflik Baru Cak Imin, Istri Said Aqil Mundur dari PKB, Akibat Khianat saat Muktamar NU?

“Jajaran Syuriyah, Tanfidziyah, Lembaga dan Lajnah kita isi sesuai dengan bidang keahliannya. Sehingga NU dapat digerakkan secara institusional building,” katanya.

Gus Solah menegaskan bahwa NU secara organisatoris harus menguatkan lembaga Syuriyah sebagai lembaga pengambil kebijakan, sedang Tanfidziyah sebagai pelaksana.

”Dengan gerakan secara organisatoris NU akan mampu menaungi warga NU yang ada dimana-mana, “ tegas Gus Solah.

Baca Juga: Emil Dardak Dukung Muktamar NU ke-35 di Surabaya

Dr. Pujiono, MA utusan dari PCNU Jember, merespon positif pemaparan Gus Solah terutama dalam bidang pendidikan dan politik kebangsaan.

“Kita memang harus menghilangkan mitos bahwa siapapun yang memimpin NU, maka NU tetap akan jalan. Pengalaman Gus Solah dan Kiai Haji Hasyim Muzadi berjuang di NU merupakan modal yang sangat ideal dalam membangun kejayaan NU,” katanya.

Rais Syuriah PCNU Lumajang KH. Husni Zuhri di tengah-tengah acara menyampaikan bahwa Gus Solah dan Kiai Hasyim Muzadi merupakan tokoh yang memiliki keilmuan dan pengalaman yang cukup dalam memimpin NU.

Baca Juga: Satu Abad Nahdlatul Ulama, Eri Cahyadi Ingin Surabaya jadi Tuan Rumah Muktamar NU ke-35

”Semoga NU semakin baik dan jaya ditengah-tengah tantangan aliran dan paham diluar NU,” kata Kiai Husni. (HMS).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO