KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Kepergian Digma Marchya Agatha, relawan swab yang meninggal di usia 23 tahun pada Rabu (4/8) kemarin akibat terpapar Covid-19, meninggalkan duka yang mendalam.
Meski baru bekerja per 12 Juli 2021, tapi peran Digma sangat signifikan dalam meningkatkan angka tracing dan tes swab bagi kontak erat pasien Covid-19 di Kota Kediri.
Baca Juga: Kota Kediri Jadi Tuan Rumah Gebyar Hateri Ke-39, Pj Zanariah Buka Rakor Persiapan
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengungkapkan, saat ini Kota Kediri menduduki peringkat 1 se-Jawa Timur sebagai kota dengan tracing terbanyak versi aplikasi Silacak.
"Kalau tidak ada relawan-relawan seperti almarhum Digma yang mempertaruhkan nyawa di garda terdepan, Kota Kediri mungkin tidak akan mencapai skor 1:6,09. Itu artinya, setiap satu orang dinyatakan Covid-19, kami bisa melacak hingga rata-rata 6 kontak erat," tegas Abdullah Abu Bakar, Kamis (5/8).
Menurut wali kota yang karib disapa Mas Abu itu, kematian relawan nakes seperti Digma yang masih duduk di bangku kuliah semester 6 IIK Bhakti Wiyata, bisa menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat.
Baca Juga: Soal Indonesia Emas 2045, Vinanda-Qowim Siapkan Program Smart Living dan Lingkungan Berkelanjutan
"Jangan sampai kepergian ananda Digma ini menjadi sia-sia. Mari masyarakat Kota Kediri menghormati jasa-jasanya dengan taat pada protokol kesehatan dan peraturan pemerintah terkait status PPKM level 4 di Kota Kediri," pesan Abu Bakar.
Sebagai garda terdepan penanganan pandemi Covid-19, ia berharap ada perlindungan ekstra terhadap para nakes. Ia juga akan menyalurkan santunan bagi keluarga almarhum Digma.
"Saya mewakili masyarakat Kota Kediri mengucapkan banyak terima kasih atas dedikasi para nakes, dan untuk ananda Digma semoga menjadi amal jariyah dan mendapatkan balasan tempat terindah di sisi Allah SWT," tutup Abdullah Abu Bakar. (uji/rev)
Baca Juga: ODGJ pun di Kota Kediri Kini Haru Miliki KTP-El, Begini Kisah dan Caranya Petugas Perekaman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News