Kiai Hasyim Dijegal? PCNU Tulungagung: Ini Jawa Timur. Semua Sudah Tahu!

Kiai Hasyim Dijegal? PCNU Tulungagung: Ini Jawa Timur. Semua Sudah Tahu! KH Abdul Hakim Musthofa

BangsaOnline - Ketua Tanfidziah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tulungagung KH Abdul Hakim Musthofa menyayangkan PWNU Jawa Timur yang sibuk menyosialisasikan sistem pemilihan Ahlul Halli Wal Aqdi (Ahwa).Menurut dia,mau pakai Ahwa atau pemilihan lewat hak suara Rais Syuriah dan Ketua Tanfidziah seperti yang tertuang dalam AD/ART sebenarnya tak masalah. “Asal demi kebaikan NU, bukan karena (didasarkan) pada rasa tidak senang dengan si A atau si B,” kata Kiai Abdul Hakim Musthofa kepada bangsaonline.com, Kamis (12/3/2015).

Ketika ditanya, apa benar ada indikasi bahwa sosialisasi Ahwa itu terkait soal senang dan tak senang atau untuk menjegal seorang figur, Kiai Abdul Hakim Musthofa tertawa. “Ini kan Jawa Timur. Semua sudah tahu !,” katanya sembari tetap tertawa.

Baca Juga: PWNU se-Indonesia Rakor di Surabaya, Dukung PBNU Selalu Bersama Prabowo

Ia mengakui bahwa figur yang jadi sasaran penjegalan itu adalah KHA Hasyim Muzadi. “Ha..ha.. ya itulah,” katanya. Ketika ditanya apa kesalahan Kiai Hasyim Muzadi kok dijegal, Kiai Abdul Hakim Musthofa lagi-lagi tertawa. “Yang namanya orang itu kan biasa. Ada yang senang dan ada yang tak senang,”tegas muballigh kelahiran Betak, Tulungagung, 20 November 1956 itu.

Yang menarik, semakin dijegal ternyata Kiai Hasyim Muzadi justeru makin mendapat dukungan dari Rais Syuriah dan Ketua tanfidziah PCNU di Jawa Timur. Bahkan hingga kini sudah 80 persen dari 44 PCNU se Jawa Timur mendukung Kiai Hasyim sebagai Rais Aam Syuriah dan KH Ir Salahuddin Wahid (Gus Solah) sebagai Ketua Umum Tanfidziah PBNU.

Seperti diberitakan bangsaonline.com, dalam acara silaturahim KH Ir Salahuddin Wahid (Gus Solah) dengan para Rais Syuriah, Ketua Tanfidziah PCNU dan para pengasuh pesantren se-eks karesidenan Besuki yang digelar di Pesantren Darussalam Blok Agung Banyuwangi, enam PCNU (Banyuwangi, Lumajang, Situbondo, Bondowoso, Jember dan Kencong) sepakat menolak Ahwa dan mendukung KH Hasyim Muzadi sebagai Rais Aam Syuriah dan Gus Solah sebagai Ketua Umum Tanfidziah PBNU.

Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan

Begitu juga PCNU Surabaya, Malang, Gresik, Sidoarjo dan beberapa PCNU lain. Bahkan hampir semua PWNU dan PCNU luar Jawa sepakat mendukung Kiai Hasyim Muzadi dan Gus Solah sebagai Rais Aam dan Ketua Umum PBNU sekaligus menolak Ahwa diberlakukan dalam Muktamar ke-33 ini.

Sementara Ketua PCNU Kabupaten Pasuruan KH Sonhaji AS kepada bangsaonline.com mengaku masih akan rapat dengan pengurus PCNU Kabupaten Pasuruan. Namun, tegas dia, secara pribadi dirinya sama dengan PCNU yang lain yaitu menolak Ahwa. “Ya arahnya nanti juga kesana,” katanya. Bahkan Kiai Sonhaji inilah yang mendampingi Gus Solah ketika KH Nawawi Abdul Jalil, pengasuh Pesantren Sidogiri Pasuruan menandatangi surat dukungan kepada Gus Solah. Seperti diberitakan bangsaonline.com, Kiai Nawawi Abdul Jalil menulis surat sekaligus tanda tangan ditujukan kepada semua alumni Pesantren Sidogiri yang jadi pengurus PCNU dan PWNU di seluruh Indonesia agar mendukung dan memilih Gus Solah sebagai ketua umum PBNU dalam ke-33 di Jombang pada 1 hingga 5 Agusutus 2015 nanti.

Kiai Abdul Hakim Musthofa mengingatkan kasus di Makassar jangan sampai terulang lagi, terutama soal politik uang. “Jangan sampai itu terjadi. Kita sangat prihatin,” tegas mantan kepala Madrasah Tsanawiyah Aswaja Kalidawir-Tulungagung itu.Menurut dia, MuktamarNU di Makassar adalah contoh kurang baik. Ia menunjuk kasus pembahasan program yang tak tuntas. “Waktu itu pembahasan program kan gak tuntas. Katanya mau diteruskan setelah Muktamar. Tapi sampai sekarang tidak ada,” katanya. Akibatnya, semua serba tak jelas. “Dampaknya kan sudah terasa semua,” katanya. Ia mengakui bahwa salah satu dampaknya kurang barakah.

Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU

Menurut dia, seharusnya sekarang fokus membahas materi Muktamar, bukan malah sibuk menyosialisasikan Ahwa. “Ahwa itu kan cuma sistem pemilihan,” katanya.“Waktu Muktamar ini kan sudah dekat. Seharusnya kita sudah membahas materi Muktamar. Tapi sampai sekarang PWNU Jawa Timur belum memberikan materi Muktamar. Padahal sebenarnya itu yang penting, terutama soal program,” katanya.

Ia menegaskan hingga kini PWNU Jawa Timur belum mengajak bicara soal Muktamar, meskitempat perhelatan akbar itu berada di Jombang Jawa Timur. “Seharusnya kan kita bahas bersama. Kiai Mutawakkil pernah pidato ngajak PWNU dan PCNU kompak. Kita inginnya memang kompak. Tapi sampai sekarang kita belum pernah diajak bicara soal Muktamar,” katanya seraya mengatakan bahwa dirinya tidak tahu kompak soal apa. “Belum ada pembicaraan kompak soal apa,” tambahnya.

Kiai Abdul Hakim Musthofa juga mengaku belum pernah mendapat penjelasan hasil Konbes dan Munas dari PWNU Jawa Timur. Padahal peserta Munas dan Konbes itu adalah PWNU, bukan PCNU. Seharusnya usai Munas dan konbes, PWNU menjelaskan kepada PCNU materi apa saja yang dibahas dalam acara yang levelnya setingkat di bawah Muktamar itu.“Kita tahunya materi Konbes dan Munas itu justeru dari kelompok-kelompok halaqah,” katanya.“Jadi yang aktif itu kelompok-kelompok halaqah,” tambahnya.

Baca Juga: Konflik Baru Cak Imin, Istri Said Aqil Mundur dari PKB, Akibat Khianat saat Muktamar NU?

Ia khawatir kondisi ini dimanfaatkan pihak ketiga yang ingin menjadi “penumpang” dalam Muktamar. “Waktu di Makassar kasus seperti ini kan di Jawa Timur,” katanya.

Disinggung soal pertemuan antar pengasuh pesantren yang akan digelar di Tulungagung hari ini, Kiai Abdul Hakim Musthofa mengaku akan datang. “Saya selalu hadir. Waktu di Jombang saya hadir. Waktu di Madiun tempo hari saya juga hadir. Saya selalu hadir karena bisa tahu semua,” katanya.

Informasi yang diterima HARIAN BANGSA hari ini bakal digelar Forum Pengasuh Pesantren di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiien (PPHM) Asrama Putri Sunan Pandanaran, Gang Roda Ngunut, Tulungagung Jawa Timur. Pesantren Hidayatul Mubtadiien ini diasuh oleh KH Mahrus Maryani yang juga Rais Syuriah PCNU Tulungagung. Dalam acara ini KHA Hasyim Muzadi dan Gus Solah bakal tampil sebagai pembicara. (tim)

Baca Juga: Emil Dardak Dukung Muktamar NU ke-35 di Surabaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO