Ini Temuan Baru, Jalan Keluar, Alat Tes PCR Cuma Rp 25.000, Pemerintah Megizinkan?

Ini Temuan Baru, Jalan Keluar, Alat Tes PCR Cuma Rp 25.000, Pemerintah Megizinkan? Dahlan Iskan

Kelemahan STAL: bahan bakarnya gas. Yakni untuk memanaskan kiln sampai 700 derajat Celsius.

Tapi itu juga bukan kelemahan. Secara lingkungan gas itu bersih. Bandingkan dengan sistem lama yang menggunakan batubara.

Tapi bukankah lokasi tambang nikel tidak punya jaringan pipa ke sumber gas?

Saya tahu ada sumur gas di Donggi Sonoro, dekat Luwuk Banggai. Sedikit di utara Morowali. Di seberang-jauh Halmahera. Saya pernah ke sana. Yakni ketika instalasi LNG lagi dibangun di sana. Dulu.

Dan lagi teknologi CNG kini sudah matang. Gas yang dipadatkan bisa diangkut dengan tabung-tabung besar pakai truk. Atau pakai tongkang.

Itu sudah umum. Listrik tenaga gas di pulau Bawean, misalnya, gasnya dikirim dari Gresik. Pakai kapal. Bukan pipa.

Rasanya soal gas untuk smelter STAL ini bukan lagi masalah.

Karena itu dunia akan menyambut gegap-gempita STAL. Terutama soal keunggulan lingkungan. Bukankah orang seperti Elon Musk sangat gelisah oleh isu lingkungan seperti itu?

Keunggulan itu pula yang membuat Richard Tandiono, pemilih Hydrotech Metal Indonesia (PT HMI) memutuskan untuk go public di Kanada.

Richard baru saja mendapat kesulitan. Pengusaha selalu mendapat kesulitan. Seperti Nipress yang tiba-tiba digugat pailit kreditor. Sampai sahamnya di bursa Jakarta dibekukan. “Sekarang sudah teratasi kok,” ujar Richard. “Ini lagi proses mencairkan pembekuan itu,” ujar Richard kepada saya kemarin.

Kesulitan, masalah dan rintangan adalah lauk-pauk harian bagi pengusaha. Mereka bisa menikmati lauk-pauk seperti itu. Sambil mencari jalan keluar.

Saya punya teman yang membuat saya iba. Ia punya usaha besar. Produksi boiler untuk PLTU. Ia ingin Indonesia tidak boiler skala besar lagi. Tapi ia merasa produksi dalam negeri diasingkan di negeri sendiri.

Ia megap-megap. Ia mencoba bertahan selama 8 tahun. Sulit sekali. Dililit pula utang ratusan miliar rupiah. Ia pailit.

Minggu lalu saya ditelepon teman itu: agar saya ke pabriknya. Saya mengira akan melihat reruntuhan pabrik teknologinya.

Ternyata pabrik itu ramai sekali. Di sana-sini ada bangunan baru. Yang bekerja di situ 1.500 orang –hampir 100 persen perempuan.

Ia ternyata mendapatkan jalan keluar yang sangat berbeda. Ia memproduksi bahan-bahan tes PCR dan apa saja yang terkait dengan Covid-19.

Ia juga berencana akan memproduksi alat test PCR yang biayanya hanya Rp 25.000/sekali tes.

Kalau diizinkan.

Masalah ada di mana-mana. Jalan keluar tidak lari ke mana-mana. (Dahlan Iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Dianggap Hasil Tes Tidak Layak, Seorang Pria Marah ke Petugas Bandara Kualanamu, Deli Serdang':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO