Poros Baru: Qatar-Afghanistan-Tiongkok, Baradar Capres Terkuat

Poros Baru: Qatar-Afghanistan-Tiongkok, Baradar Capres Terkuat Abdul Ghani Baradar, negosiator Taliban yang kini calon kuat Presiden Afghanistan. Foto: REUTERS/Ibraheem al Omari/Tempo.co)

Kini Qatar dipercaya menghidupkan Bandara Kabul. Juga akan menjadi tempat berbagai negosiasi antara negara Barat dan Afghanistan.

Mungkin Arab Saudi yang kurang suka dengan terbentuknya poros itu. Tapi Saudi lebih tidak suka lagi kalau poros itu Turki-Afghan-Tiongkok. Pun Tiongkok. Juga kurang suka itu – terkait dengan Xinjiang yang dulu pernah disebut sebagai Turkistan.

Sengketa sengit Saudi-Qatar memang sudah mulai reda. Saudi juga sudah batal membangun laut-buatan untuk memisahkan daratan Saudi dengan Qatar –saking emosinya.

Saudi juga terlalu anti-Iran – padahal dalam masalah energi Afghanistan tergantung kepada Iran. Dan lagi 25 persen penduduk Afghanistan adalah suku Hazara yang Shiah.

Tentu poros Qatar-Afghanistan-Tiongkok akan lebih mulus bilamana Abdul Ghani Baradar terpilih sebagai presiden baru Afghanistan. Baradar adalah satu dari empat deputi yang sangat dekat dengan Haibatullah Akhundzada –pemimpin spiritual tertinggi Afghanistan.

Sampai kemarin pemerintahan Taliban 2.0 memang belum terbentuk. Jumat-keramat yang dinanti, ternyata lewat tanpa pengumuman apa pun. Sabtu yang ditunggu juga lewat. Tapi sumber intelijen di Pakistan santer menyebutkan Baradar lah kandidat kuat presiden baru Afghanistan.

Tentu Amerika dan Qatar sangat senang mendengar itu. Demikian juga saya. Baradarlah –yang bahasa Inggrisnya begitu bagus– yang memimpin delegasi Taliban berunding dengan Amerika. Berkali-kali. Di Qatar.

Baradar jugalah yang mengatakan Taliban 2.0 sudah lebih berpengalaman dibanding Taliban 1.0. Maksudnya: tidak akan lagi brutal seperti dulu.

Tersiar juga kabar pemimpin tertinggi spiritual Afghanistan Haibatullah Akhundzada hanya akan mengurus soal praktik keagamaan. Tidak akan campur tangan urusan pemerintahan.

Sejak Jumat lalu kepala intelijen Pakistan, Letnan Jenderal Faiz Hamid tiba di Kabul. Sehari kemudian, Sabtu, ia mengemukakan perasaan leganya: Afghanistan akan baik-baik saja. Akan kembali normal. Sesuai dengan yang dijanjikan.

Memang ada 17 orang yang mati di Kabul Jumat lalu. Tapi itu akibat kegembiraan yang berlebihan: banyak senjata dibunyikan. Maksudnya ke atas, ke arah langit. Tapi banyak yang salah arah. Hari itu Taliban mengumumkan provinsi Panjshir sudah sepenuhnya di tangan Taliban –yang dibantah pejuang anti-Taliban.

Kabul (bukan Tessy), Taliban (bukan tali rafia), dan Afghan (bukan penyanyi) memang sudah kurang disebut lagi di medsos. Tapi tiga kata itu tetap akan jadi meme yang lucu. (Dahlan Iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO