BangsaOnline - Dukungan terbuka terhadap KHA Hasyim Muzadi sebagai Rais Aam Syuriah PBNU terus mengalir. Rais Syuriah PCNU Tarakan Kalimatan Utara (Kaltara) KH Ahmad Suprapto bahkan bukan hanya mendukung tapi juga mengaku sebagai pendukung fanatik Kiai Hasyim Muzadi.
“Beliau ulama organisatoris, intelek dan punya jaringan luas, baik dalam level nasional maupun internasional,” kata Kiai Ahmad Suprapto kepada bangsaonline.com.
Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan
Selain itu, menurut dia, Kiai Hasyim Muzadi adalah kiai alim dan cerdas membaca situasi serta kondisi. “Sehingga mampu memberi solusi dan alternatif,” tegasnya.
Sementara untuk Ketua Umum Tanfidziah PBNU, Kiai Ahmad Suprapto menegaskan bahwa KH Ir Salahuddin Wahid (Gus Solah) yang pas untuk saat ini. Alasannya, di tengah kondisi PBNU yang semrawut seperti sekarang perlu figur pemimpin yang punya kemampuan manajerial dan leadership. Apalagi Gus Solah merupakan cucu pendiri NU Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari.
Kiai Ahmad Suprapto juga mengemukakan alasan lain kenapa mendukung Kiai Hasyim Muzadi. “Beliau kader NU militan. Semua orang sudah tak meragukan ke-NU-annya.Beliau yang bisa menjaga dan membentengi Aswaja ditengah maraknya serbuan paham Syiah, Wahabi dan Islam Liberal,” katanya.
Baca Juga: Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU
“Dan ini sudah terbukti. Dari figur yang muncul hanya beliau yang gigih tidak mentoleransi Syiah, Islam Liberal dan Wahabi. Kalau yang lain kan masih ada wacana macam-macam dengan berbagai alasan pemikiran dan sebagainya,” tambahnya sembari mengatakan bahwa Kiai Hasyim adalah sosok nasionalis agamis dan responsif terhadap setiap peristiwa yang terjadi pada NKRI terutama menyangkut kedaulatan negara dan agama.
Dukungan terbuka Rais Syuriah PCNU Tarakan ini semakin menambah daftar pendukung Kiai Hasyim Muzadi dan Gus Solah. Seperti diberitakan bangsaonline.com, dalam acara silaturahim KH Ir Salahuddin Wahid (Gus Solah) dengan para Rais Syuriah, Ketua Tanfidziah PCNU dan para pengasuh pesantren se-eks karesidenan Besuki yang digelar di Pesantren Darussalam Blok Agung Banyuwangi, enam PCNU (Banyuwangi, Lumajang, Situbondo, Bondowoso, Jember dan Kencong) sepakat menolak Ahwa dan mendukung KH Hasyim Muzadi sebagai Rais Aam Syuriah dan Gus Solah sebagai Ketua Umum Tanfidziah PBNU.
Begitu juga PCNU Kabupaten Probolinggo, Surabaya, Malang, Tulungagung, Kota Kediri, Gresik, Sidoarjo, dan beberapa PCNU lain. Bahkan hampir semua PWNU dan PCNU luar Jawa sepakat mendukung Kiai Hasyim Muzadi dan Gus Solah sebagai Rais Aam dan Ketua Umum PBNU sekaligus menolak Ahwa diberlakukan dalam Muktamar ke-33 ini. Rais Syuriah PWNU Nusa Tenggara Timur (NTT) Drs KH Abdul Kadir Makarim secara terbuka mendukung Kiai Hasyim sebagai Rais Aam PBNU sekaligus menolak Ahwa. Ia juga minta agar semua kandidat tidak memakai uang seperi kasus Muktamar NU di Makassar. “Itu tak bermoral,” katanya.
Baca Juga: Konflik Baru Cak Imin, Istri Said Aqil Mundur dari PKB, Akibat Khianat saat Muktamar NU?
Sementara Ketua PCNU Kabupaten Pasuruan KH Sonhaji AS kepada bangsaOnline.com mengaku masih akan rapat dengan pengurus PCNU Kabupaten Pasuruan. Namun, tegas dia, secara pribadi dirinya sama dengan PCNU yang lain yaitu menolak Ahwa. “Ya arahnya nanti juga kesana,” katanya.
Bahkan Kiai Sonhaji inilah yang mendampingi Gus Solah ketika KH Nawawi Abdul Jalil, pengasuh Pesantren Sidogiri Pasuruan menandatangi surat dukungan kepada Gus Solah. Kiai Nawawi Abdul Jalil menulis surat sekaligus tanda tangan ditujukan kepada semua alumni Pesantren Sidogiri yang jadi pengurus PCNU dan PWNU di seluruh Indonesia agar mendukung dan memilih Gus Solah sebagai ketua umum PBNU dalam Muktamar NU ke-33 di Jombang pada 1 hingga 5 Agusutus 2015 nanti.
Wayangan
Baca Juga: Emil Dardak Dukung Muktamar NU ke-35 di Surabaya
Panitia Daerah Muktamar NU ke-33 nanti malam (Sabtu, 14/3) wayangan bersama dalang kondang, Ki Enthus Susmono. Acara wayangan ini ini digelar di parkir utara kantor PWNU Jatim, di jalan Al-Akbar Timur 9 Surabaya.
Seperti dilansir NU Online, Thoriqul Haq, sekretaris panitia daerah Jatim Muktamar Ke-33 NU mengatakan, kegiatan akan dimulai malam hari. "Kegiatan ini bertemakan launching sukses Muktamar ke-33 NU," katanya kepada NU Online, Jum'at (13/3) siang.
"Kegiatan sebagai upaya mensosialisasikan penyelenggaraan muktamar pada awal Agustus mendatang di Jombang," kata Ketua Komisi C DPRD Jatim ini. Sekretaris DPW PKB Jatim ini mengatakan acara diawali dengan manaqib salawat dan tahlil.
Baca Juga: Satu Abad Nahdlatul Ulama, Eri Cahyadi Ingin Surabaya jadi Tuan Rumah Muktamar NU ke-35
Laporan atas nama panitia daerah Muktamar disampaikan H Saifullah Yusuf dan dilanjutkan sambutan PWNU Jatim KH Hasan Mutawakkil Alallah. "Gubernur Jatim dan Ketua Umum PBNU juga kami undang dan dimintakan memberikan sambutan serta pengarahan," kata Thoriq.Salah seorang pengurus harian PWNU menuturkan kepada HARIAN BANGSA bahwa Wakil Ketua Umum As’ad Said Ali bakal hadir dalam acara ini. “Kemungkinan yang buka Pak As’ad. Tapi Pak Said diundang,” katanya.
Berbeda dengan acara organisasi keagamaan yang biasanya diawali dengan pemukulan bedug, acara ini ditandai dengan pemukulan perkusi.
Setelah prosesi launching selesai, para kiai, ulama, pejabat dan masyarakat umum bisa menyaksikan pementasan wayang kulit dengan lakon Nurkala Kalidasa oleh Ki Enthus Susmono, dalang yang juga Bupati Tegal Jawa Tengah.
Baca Juga: Muktamar NU, Yahya Staquf, Birahi Politik, dan Sandal Tertukar
Pada kegiatan ini panitia menyediakan hadiah puluhan sepeda santai kepada hadirin. "Kupon dapat diperoleh secara gratis saat hadir di acara launching sukses Muktamar," ujar Thoriq.
Upaya sosialisasi Muktamar ke-33 NU tidak hanya dilakukan di Surabaya. Di sejumlah kota di Jawa Timur juga akan dilakukan tentunya dengan acara yang berbeda. "Hal ini untuk lebih mengenalkan perhelatan akbar muktamar kepada khalayak, khususnya warga NU di Jawa Timur," ungkapnya.
Dengan sejumlah kreasi ini diharapkan gema muktamar bisa terdengar hingga pelosok daerah, utamanya di provinsi ini. "Dengan demikian akan ada kebanggaan dari warga NU di Jatim terhadap pelaksanaan muktamar, karena Jatim sebagai tuan rumah," pungkas Thoriq. (tim)
Baca Juga: Ketum PBNU yang Baru Diharapkan Mampu Menjawab Tantangan di Era Globalisasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News