SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Angka Covid-19 di Jawa Timur semakin melandai. Fakta ini berdasarkan data dari Satgas Covid-19 Nasional per 15 September 2021. Sebanyak 37 kabupaten/kota di Jawa Timur berada di zona kuning atau risiko rendah penyebarannya.
Saat ini, daerah dengan zona kuning di Jatim sudah mencapai 97,37 persen. Tinggal Kota Blitar yang ada di zona oranye (risiko sedang).
Baca Juga: Percepat Target Indonesia Emas, Khofifah Ajak PMII Bangun Konsolidasi Internal dan Eksternal
Keberhasilan Gubernur Khofifah Indar Parawansa itu mendapat apresiasi dari Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Jawa Timur. Menurut Wakil Sekretaris IKA PMII Jatim, Muslih Hasyim Sufy, kondisi landainya Covid-19 di Jatim tak lepas dari peran Khofifah yang berhasil menyinergikan potensi yang ada di Jatim.
"Sebagai alumni PMII, kami memberi apresiasi atas keberhasilan Gubernur mengendalikan Covid-19 di Jawa Timur. Ini membuktikan Gubernur punya kemampuan leadership yang cakap dalam menyinergikan potensi yang ada di Jatim," ujar pria yang akrab disapa Cak Muslih ini, Jumat (17/9/2021).
Alumnus UINSA Surabaya itu juga menyampaikan kebanggaan atas capaian Jawa Timur sebagai satu-satunya provinsi di Jawa - Bali yang mencapai level 1 berdasarkan asesmen Kemenkes RI. Artinya, Jawa Timur sudah memasuki kondisi aman Covid-19. Meskipun demikian, pihaknya berharap masyarakat tidak lengah dan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Baca Juga: Jelang Akhir Masa Jabatan Gubernur Jawa Timur, Kemendagri Tunjuk Adhy Karyono Jadi Plh
Muslih menilai Khofifah tak hanya berhasil membangun sinergi dengan Forkopimda, tetapi juga komunitas yang ada di Jawa Timur. Hal itu terbukti dengan program vaksinasi yang dilaksanakan pemprov dengan menggandeng komunitas yang ada. Dengan begitu vaksinasi di Jatim menjadi massif, bahkan tertinggi nasional berdasarkan dosis vaksin yang sudah disuntikkan.
"Tingginya vaksinasi di Jatim otomatis membentuk herd immunity. Ini salah satu faktor yang membuat Jatim berhasil mengendalikan Covid. Keberhasilan ini karena Gubernur berhasil merangkul potensi yang ada dalam menekan Covid-19, termasuk IKA PMII Jatim," imbuh kader senior Ansor Jatim ini.
Alumni Santri Pesantren Lirboyo, Kediri itu juga memuji langkah Gubernur Khofifah melaksanakan vaksinasi berbasis pesantren. Langkah gubernur itu menandakan ia sangat memahami kondisi sosial Jawa Timur yang dihuni lebih dari sejuta santri yang berasal dari sekitar 7.000 pondok pesantren.
Baca Juga: Khofifah Targetkan Pembangunan Hunian Relokasi Korban Banjir Bandang Banyuwangi Selesai 3 Bulan
Muslih mengakui dampak positifnya bisa dirasakan saat ini. Terbukti nyaris tidak ada angka penularan Covid-19 di lingkungan pondok pesantren, meskipun mereka telah melaksanakan pendidikan secara tatap muka. Kalau pun ada penularan Covid-19, jumlahnya tidak signifikan.
"Pola pendidikan pesantren berbeda dengan pendidikan umum. Pendidikan tatap muka dengan kiai dan bu nyai tak bisa dihindarkan. Apalagi mayoritas santri mondok dalam lingkungan pesantren. Karena itu, sangat tepat vaksinasi berbasis pesantren yang dilakukan Gubernur Khofifah dalam membentengi santri dari penularan Covid-19," pungkas pengusaha muda Jawa Timur ini. (mdr/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News