DLH Kota Batu Bangun Tiga Kolam Ramah Lingkungan untuk Budi Daya Ikan yang Hampir Punah

DLH Kota Batu Bangun Tiga Kolam Ramah Lingkungan untuk Budi Daya Ikan yang Hampir Punah Lokasi pembangunan kolam untuk budi daya ikan endemik Sungai Brantas.

KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Budi daya ikan air tawar endemik yang hampir punah dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dengan membangun tiga kolam besar ramah lingkungan.

Tiga kolam besar yang dibangun di area mata air Umbul Gemulo, Desa Punten, Kecamatan Bumiaji, itu terlihat tanpa menggunakan pondasi semen juga batu bata.

Baca Juga: Diduga Korsleting Listrik, Rumah Warga Sisir Kota Batu Ludes Terbakar

Setiap kolam memiliki fungsi berbeda, satu untuk pemijahan, kedua untuk pembesaran, dan ketiga untuk persiapan sebelum ikan dibawa ke sungai-sungai tematik yang sudah terbentuk di Desa Sidomulyo, Desa Pendem, dan sebagainya.

Kepala DLH  Aries Setiawan mengungkapkan alasan pembagunan kolam tanpa semen dan batu bata agar ramah lingkungan.

"Ada sumber mata air di sekitar kolam, tidak mungkin kita bangun pondasi. Selain itu, bibit ikan endemik ini lebih baik jika dibudidayakan pada kolam natural seperti ini," katanya, Selasa (5/10/2021).

Baca Juga: Kontribusi Aktif dalam Penyelenggaraan Statistik Sektoral, BPBD Kota Batu Sabet 2 Penghargaan ini

Bersama Shining Brantas dan Komunitas Banyu Bening, upaya penyelamatan habitat ikan yang khas dengan dilakukan dengan metode pembibitan.

“Mendatang, Komunitas Banyu Bening dan Shining Brantas akan menebar ikan yang sudah bisa dilepas kembali ke sungai secara berkala," imbuh mantan Camat Bumiaji ini.

Aries menyampaikan permohonan maaf kepada pihak Pemerintah Desa (Pemdes) Punten terkait pembangunan kolam yang bersifat mendadak.

Baca Juga: Pj Wali Kota Batu Tinjau Lokasi Longsor di Giripurno, BPBD dan DPUPR Gercep Bantu Material

"Sedikit terlambat koordinasi yang kami lakukan, karena diburu dengan banyaknya ikan-ikan yang segera menetas telurnya agar tidak dimakan ikan lain, dan harus segera ada pemijaan," ungkap dia.

Dalam pengelolaan kawasan konservasi dan hutan lindung yang ada di sumber mata air Umbul Gemulo, dikatakan Aries, selalu melibatkan masyarakat setempat.

"Dalam proses endemik ini, bukan hanya komunitas yang kami gandeng. Terlebih masyarakat setempat sangat memiliki peran terdepan untuk turut menjaga dan melestarikan unsur alam," jelas penghobi anggrek itu.

Baca Juga: Longsor Akibat Hujan Terjang Rumah Warga di Kota Batu, BPBD Keluarkan Sejumlah Rekomendasi

Komunikasi terkait tersebut, lanjut Aries, sempat berkoordinasi dengan beberapa pihak terkait di luar pemerintahan.

"Kemarin (Senin, 4/10/2021) rekan-rekan dari MCW dan Nawak Alam Gemulo telah berdiskusi dan banyak memberikan masukan terkait pembangunan kolam," kata Aries.

Perhatian yang ditunjukkan MCW dan Nawak Alam Gemulo adalah bukti tingginya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan cukup besar.

Baca Juga: Hujan Deras Akibatkan Longsor dan Timpa Bangunan Milik Warga Bumiaji Kota Batu

"Teman-teman yang datang menyampaikan aspirasi merasa khawatir bila sampai ada bangunan fisik di area resapan air bisa merusak fungsi lahan yang ada di sana," ucapnya.

"Segera kami akan lakukan penanaman pohon di sekitar Sumber Gemulo melibatkan semua pihak sebagai bentuk konservasi. Jadi di sana nanti akan ada konservasi sumber, pohon, dan ikan,” tutupnya. (asa/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Dengan Santainya, Maling Gasak Motor Karyawan Pabrik di Kota Batu':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO