MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA mengaku prihatin dengan makin tersingkirnya kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dari top figur PBNU. Sebaliknya, justru kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang mulai dominan.
“Untuk apa mendirikan PMII, jika Ketua Umum PBNU kader HMI,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.com usai acara Rapat Koordinasi Nasional Pergunu di Guest House Kampus Insitut KH Abdul Chalim, Pacet, Mojokerto Jawa Timur, Sabtu (16/10/2021).
Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029
“Dan ini ke depan, dengan isu ini (kader HMI jadi Ketua Umum PBNU), PMII bisa tidak diminati,” kata pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu.
Putra pendiri NU, KH Abdul Chalim, itu minta semua Rais Syuriah dan Ketua Tanfidizyah – baik PWNU maupun PCNU – memahami proses pengkaderan NU. Artinya, harus mengutamakan kader internal NU untuk memilih Ketua Umum PBNU.
Baca Juga: Doakan Kelancaran Tugas Khofifah-Emil, Kiai Asep Undang Kiai-Kiai dari Berbagai Daerah Jatim
(Suasana rapat koordinasi nasional Pergunu. foto: bangsaonline.com)
Menurut dia, Rais Am Syuriah dan Ketua Umum PBNU harus benar-benar kader murni Nahdlatul Ulama. Meski demikian, ia tak mempersoalkan jika kader HMI jadi ketua Banom.
“Kalau hanya jadi ketua Banom, seperti Saifullah Yusuf, yang dulu jadi Ketua Ansor nggak papalah. Tapi kalau HMI jadi top figur NU, ya gimana,” kata Kiai Asep yang mantan Ketua PCNU Kota Surabaya.
Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa
Kiai Asep mengingatkan semua pengurus NU agar hati-hati dan selektif dalam memilih Ketua Umum PBNU. Baik latar belakang pengkaderannya maupun jaringannya. Sebab, jika salah pilih niscaya akan sangat merugikan NU.
Ia lalu menyitir pepatah Arab yang intinya menyebutkan bahwa untuk mengetauhi seseorang harus melihat temannya. “Kalau temannya Yahudi berarti dia cocok dan satu visi dengan Yahudi,” tegasnya. Padahal Yahudi sudah lama ingin menguasai NU.
Sementara Rapat Koordinasi Nasional Pergunu berlangsung cukup intensif. Rapat koordinasi yang dihadiri ketua dan sekretaris PW Pergunu seluruh Indonesia itu membahas berbagai problem yang selama ini dihadapi NU, terutama masalah lembaga pendidikan.
Baca Juga: Klaim Didukung 37 Cabor, Imam Sunyono Optimis Terpilih Ketua KONI Kabupaten Mojokerto
Para ketua dan sekretaris PW Pergunu saat menyaksikan produksi air mineral Amanatul Ummah, Sabtu (16/10/2021).
Pada sore harinya, saat rehat, Kiai Asep mengajak semua ketua dan sekretaris PW Pergunu menyaksikan berbagai usaha yang dikembangkan Pondok Pesantren Amanatul Ummah. Antara lain, SPBE, pabrik pembuatan tempe, produksi air mineral, lahan pertanian, dan sebagainya.
Baca Juga: Gegara Mitos Politik dan Lawan Petahana, Gus Barra-dr Rizal Sempat Diramal Kalah
“Silakan pondok-pondok pesantren melakukan studi banding ke sini,” kata Kiai Asep.
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu mengaku ingin sekali pondok pesantren lain mengikuti jejaknya sehingga bisa berkembang, besar, dan maju.
Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, nama Kiai Asep belakangan santer disebut-sebut sebagai Calon Rais Am PBNU. Bahkan Rais Syuriah PCNU Lombok Tengah, Tuan Guru Haji Ma’arif Makmun, terang-terangan mendukung Kiai Asep sebagai Calon Rais Syuriah PBNU pada Muktamar NU ke-34 di Lampung, Desember 2021 mendatang.
Baca Juga: PWNU se-Indonesia Rakor di Surabaya, Dukung PBNU Selalu Bersama Prabowo
"Beliau mutiara yang terpendam," katanya. "Pokoknya kalau beliau yang memimpin NU, saya sangat yakin akan mengangkat kembali derajat NU, karena beliau tidak tergantung kepada orang lain, terutama secara finansial dan ekonomi," katanya.
Dan ini terbukti, baik acara Pergunu maupun acara lainnya. Mulai dari tiket pesawat, uang transport hingga souvenir semua ditanggung secara pribadi oleh Kiai Asep. (mma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News