SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya KH Ahmad Muhibbin Zuhri menyayangkan adanya usaha untuk menghalangi PCNU Kota Surabaya untuk menjadi peserta Muktamar NU ke-34.
Hal itu ia katakan saat menyatakan sikap menyambut Muktamar NU ke-34 yang akan digelar di Lampung pada tanggal 23-25 Desember 2021 mendatang.
Baca Juga: PWNU se-Indonesia Rakor di Surabaya, Dukung PBNU Selalu Bersama Prabowo
"Ini adalah Surabaya, tempat lahirnya Nahdlatul Ulama. Kok cek ndak pantese (Kok tidak sepantasnya), PCNU di tempat kelahirannya, mau tidak diikutkan Muktamar," tegas Kiai Muhibbin saat menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus Tasyakuran Hari Santri Nasional 2021, di kantor PCNU setempat, Kamis (21/10) malam.
Ia mengungkapkan bahwa hal itu dapat dibuktikan dari usaha-usaha sistematis dari kelompok atau oknum-oknum di PWNU Jawa Timur maupun PBNU untuk menghambat SK pengesahan kepengurusan PCNU Kota Surabaya hasil konferensi yang diselenggarakan oleh Karteker PBNU pada tanggal 6 Maret 2021.
"Padahal, seluruh prosesnya sudah sesuai dengan AD/ART NU dan peraturan lain yang berlaku. Semuanya sudah on the track, sudah sesuai aturan. Tapi ya namanya jelang Muktamar, ya biasa ada hal-hal seperti itu," ungkapnya kepada awak media.
Baca Juga: Sertifikasi Aset Tanah NU dan Ormas Keagamaan di Jatim Bakal Semakin Dipercepat
Muhibbin menuturkan bahwa suara ulama NU di Kota Surabaya terkait Muktamar ke-34 tidak bisa diwakili sepenuhnya oleh PWNU (Pengurus Wilayah Nahdaltul Ulama) Jawa Timur (Jatim). "Kita semuanya punya hak yang sama," tuturnya.
Dalam pernyataan sikap tersebut, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Ahlul Halli Wal 'Aqdi untuk menentukan kepemimpinan di PBNU masa khidmat 2021-2026. "Dalam hal ini, kami mempercayakan kepada Hadlratul Masyayikh," ucap Muhibbin.
Baca Juga: Resepsi Hari Santri Nasional 2024, PCNU Tuban Sukses Gelar Haul Masyayikh dan PCNU Award 2024
(Ketua PCNU Kota Surabaya KH Ahmad Muhibbin Zuhri memberikan potongan tumpeng kepada Rais Syuriah PCNU Kota Surabaya KH Mas Sulaiman Nur, disaksikan oleh perwakilan seluruh MWC NU se-Kota Surabaya yang hadir)
Muhibbin menjelaskan bahwa di dalam berorganisasi, pihaknya memahami posisinya yang berada di bawah PWNU Jatim, dan yang di atasnya lagi yakni PBNU. Namun, ia mengingatkan bahwa masing-masing organisasi tersebut memiliki hak yang sama.
"Hak itu jangan sampai dihilangkan hanya karena kepentingan politik. Hanya karena kepentingan yang sempit untuk mencalonkan seseorang atau kelompok orang. Jangan lah! Kita sehatkan organisasi ini. Soal siapa yang terpilih (ketua PBNU) kita serahkan saja kepada Ahlul Halli Wal 'Aqdi," pesannya.
Baca Juga: Sholawat Kebangsaan di Bangkalan, Habib Syekh Apresiasi Kepemimpinan Khofifah di Periode Pertama
Terkait Peringatan Hari Santri Nasional 2021, Muhibbin mengatakan, hal itu sebagai refleksi dari peran santri terhadap berdirinya NKRI. Ia berharap para santri bisa meningkatkan kapasitasnya, keilmuannya, serta berorganisasi dengan baik. Hal itu supaya santri bisa mengambil peran yang strategis di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Dengan ilmu, skill, kapasitas yang memadai, maka insyaallah generasi-generasi kita nanti, dengan dibimbing oleh keilmuan ulama yang lurus itu, insyaallah akan bisa membawa bangsa ini menjadi lebih baik," harapnya.
Dalam tasyakuran yang berlangsung secara sederhana dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) itu, Ketua PCNU Kota Surabaya KH Ahmad Muhibbin Zuhri memberikan potongan tumpeng kepada Rais Syuriah PCNU Kota Surabaya KH Mas Sulaiman Nur, disaksikan oleh perwakilan seluruh MWC NU se-Kota Surabaya yang hadir. (ian)
Baca Juga: Labelisasi, Upaya LTM PCNU Sumenep Amankan Aset Masjid NU
Berikut ini Pernyataan Sikap Menyambut Muktamar NU ke-34 yang ditandatangani oleh seluruh Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) se-Kota Surabaya, tertanggal 14 Rabiul Awal 1443 H / 21 Oktober 2021 M.
Keluarga Besar Nahdlatul Ulama Surabaya menyatakan sikap sebagai berikut:
1. Menyayangkan adanya usaha untuk menghalangi PCNU Kota Surabaya di dalam kepesertaan Muktamar NU ke-34.
Baca Juga: Napak Tilas Jejak Santri, Ratusan Banser di Jombang Kirab Merah Putih 300 Meter
2. Hal itu dapat dilihat dari upaya sistematis dari oknum-oknum di PWNU Jawa Timur dan PBNU untuk menghambat SK Pengesahan kepengurusan PCNU Kota Surabaya hasil konferensi yang diselenggarakan oleh Caretaker pada tanggal 06 Maret 2021. Padahal seluruh prosesnya sudah sesuai dengan AD/ART NU dan Peraturan lain yang berlaku.
3. Suara Ulama NU di Surabaya terkait Muktamar NU ke-34 tidak bisa diwakili sepenuhnya oleh PWNU Jawa Timur.
4. Menyerahkan sepenuhnya kepada Ahlul Halli Wal Aqdi untuk menentukan kepemimpinan di PBNU masa khidmat 2021-2026.
Baca Juga: Khofifah Disambut Pekikan 'Lanjutkan' saat Berangkatkan Peserta Jalan Sehat Hari Santri di Madiun
Dalam hal ini, kami mempercayakan kepada Hadlratul Masyayikh berikut untuk berkenan menjadi Ahlul Halli Wal Aqdi:
a. KH. A. Mustofa Bisri (Rembang).
b. Prof. DR. KH. Ma'ruf Amin (Banten).
Baca Juga: Peringati Hari Santri, PWNU Jatim Road Show Seminar Kebangsaan di 16 Kampus
c. Al-Habib Lutfi bin Yahya (Pekalongan).
d. KH. Dimyati Rois (Jawa Tengah).
e. KH. Mas Mansur Thalhach (Sidosermo, Surabaya).
f. KH. Masduqi bin Abdul Ghoni (Rangkah, Surabaya).
g. KH. Nurul Huda Jazuli (Ploso).
h. KH. Anwar Mansur (Lirboyo).
i. Tuan Guru Turmudi Badruddin (Lombok, NTB).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News