MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Menghadapi pancaroba atau pergantian musim, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto memberikan warning kepada warganya.
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati menyatakan bahwa Jawa Timur akan memasuki musim penghujan dengan intensitas cukup tinggi mencapai 20-70 persen.
Baca Juga: Polres Mojokerto Kota Bongkar TPPU Narkoba Miliaran Rupiah
Bupati Ikfina menjelaskan bahwa ketinggian curah hujan tersebut diakibatkan adanya badai La Nina, sehingga dapat memicu bencana hidrometeorologi.
"Jawa Timur akan masuk musim penghujan pada November, dan puncaknya diprediksi Januari-Februari 2022. Bahkan untuk musim hujan saat ini, curahnya meningkat 20-70 persen akibat badai La Nina. Ini bisa memicu bencana hidrometeorologi," kata Ikfina saat memimpin apel gelar pasukan antisipasi bencana alam tahun 2021 di halaman Mapolres Mojokerto, Senin (25/10) pagi.
Ia menjelaskan, Jawa Timur cukup sering dilanda bencana hidrometeorologi karena berada di dua aliran sungai besar yakni Bengawan Solo dan Brantas. Sepanjang tahun 2021 ini, BPBD Jawa Timur mencatat ada 258 bencana banjir, 11 di antaranya banjir bandang dan banjir rob.
Baca Juga: Masuk Musim Hujan, BPBD Ngawi Bersama Forkopimda Gelar Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana
"BPBD (Jatim: red) pun melaporkan 5 kejadian bencana angin kencang, bencana puting beliung 2 kejadian, 1 tanah longsor, dan gempa bumi. Untuk itu, semua stakeholder terkait harus bersinergi dan terus melakukan navigasi," jelasnya.
Ikfina memastikan bahwa Pemkab Mojokerto telah siap dengan personel maupun peralatan untuk penanganan bencana meskipun tidak ada yang berharap terjadi.
"Kegiatan ini adalah persiapan mitigasi bencana terutama yang berulang terjadi. Kita cari penyebabnya dan tangani. Pemkab sudah siap dan siaga, baik dari personel maupun peralatan," jelas Ikfina.
Baca Juga: Dalam Sehari, Pemkab Mojokerto Raih 2 Penghargaan Pelayanan Publik Terbaik
"Untuk fokus pemetaan, bencana longsor banyak tercatat di wilayah Pacet dan Trawas. Kalau banjir wilayah aliran sungai, kita siap siaga khususnya Sooko, Mojoanyar, dan Dawarlandong. Sedangkan untuk banjir yang sifatnya berkaitan dengan sistem irigasi, kita petakan ada di wilayah Mojosari dan Pungging," urainya. (yep/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News