GRESIK, BANGSAONLINE.com - Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani bergerak cepat mengantisipasi banjir akibat meluapnya sungai, yang biasanya terjadi saat musim hujan.
Antisipasi itu dilakukan dengan melakukan pengerukan kali avour di wilayah Kecamatan Driyorejo, Rabu (27/10/2021). Normalisasi kali avour merupakan salah satu program prioritas Gus Yani, sapaan Bupati Gresik, dalam usaha penanggulangan ancaman banjir tahunan, khususnya yang disebabkan luapan kali avour dan Kali Lamong saat memasuki musim hujan.
Baca Juga: Tim Pemenangan Paslon Yani-Alif Siapkan Kuasa Hukum Hadapi Gugatan Pilkada Gresik di MK
Kali avour merupakan anak Sungai Brantas yang membentang di wilayah Kecamatan Driyorejo mulai dari kawasan Desa Krikilan hingga Desa Bambe dengan panjang kurang lebih 7 km. Pengerukan kali avour diperkirakan akan menelan biaya sebesar Rp 8 miliar.
Anggaran itu didapatkan pemerintah dari dana corporate social responsibility (CSR) sejumlah perusahaan yang ada di wilayah Kecamatan Driyorejo.
Sebelum dimulainya pengerukan, orang nomor satu di Kabupaten Gresik itu hadir secara langsung untuk membuka acara tasyakuran dalam rangka dimulainya pengerjaan normalisasi kali avour.
Baca Juga: Berhasil Terapkan Sistem Merit dalam Manajemen ASN, Pemkab Gresik Raih Penghargaan dari BKN
Turut mendampingi, Sekda Achmad Washil Miftahul Rachman, Camat Driyorejo Narto, Anggota Fraksi Golkar DPRD Gresik Atek Riduan, dan pejabat Forkopimcam.
Dalam sambutannya, ia memberikan apresiasi kepada seluruh perusahaan yang hadir dan mendukung penuh program Pemkab Gresik. Menurut Gus Yani, kondisi kali avour yang dangkal dan sempit merupakan penyebab utama terjadinya banjir yang rutin terjadi setiap tahun. Banjir itu sangat merugikan masyarakat, baik dalam hal ekonomi maupun kualitas hidup.
"Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungannya," ujarnya.
Baca Juga: Dilanda Banjir Rob, Pemdes Banyutami Minta Dibangunkan Dam
"Hari ini adalah momentum kebersamaan masyarakat yang mendorong semangat gotong royong. Ibaratnya adalah berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Mudah-mudahan ini menjadi berkah untuk kita semua," sambungnya.
Ia seluruh pihak untuk mengubah mindset dalam menghadapi bencana. Di mana kebiasaan lama berupa pemberian donasi ketika bencana datang, diubah menjadi donasi untuk pencegahan bencana itu sendiri.
"Mudah-mudahan ada multieffects dari pengerjaan normalisasi ini, minimal mengurangi bencana banjir, dan banjir menjadi lebih cepat surut," harapnya.
Baca Juga: Harapan Bupati Gresik di Musrenbang CSR 2025
Ia memastikan, pemerintah akan tetap berkontribusi dalam normalisasi kali avour. "Tahun depan akan ada anggaran khusus untuk kali avour," pungkasnya. (hud/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News