KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Desa (Pemdes) Ngasem bersama Perkumpulan Disabilitas Kabupaten Kediri (PDKK) setempat menggelar pelatihan bagi para penyandang disabilitas untuk membuat anyaman dari bambu. Bambu dipilih, karena bahan bakunya masih mudah didapatkan dan harganya murah.
Ada 20 orang penyandang disabilitas, termasuk tunarungu yang ikut pelatihan untuk membuat kerajinan dari anyaman bambu pada kegiatan yang berlangsung di Balai Desa Ngasem, itu. Ketua PDKK Cabang Ngasem, Mulyono, mengatakan bahwa pelatihan ini yang memfasilitasi adalah pemerintah desa setempat.
Baca Juga: Terungkap Motif Sesungguhnya Keluarga yang Dibunuh di Ngancar Kediri
"Yang ikut pelatihan kali ini adalah saudara kita yang tidak terlalu parah. Paling tidak yang masih bisa menggerakkan tangan untuk membuat anyaman," ujarnya, Selasa (2/11).
Ia menuturkan, peserta dalam giat tersebut tetap menerapkan protokol kesehatan. Mereka diajari cara membuat tempat tisu dan minum berbahan dasar bambu. PDKK Cabang Ngasem, kata Mulyono, baru berdiri pada bulan Juli tahun ini dan terdapat 28 anggota, belum termasuk ODGJ.
"Kami ingin menunjukkan bahwa kami para penyandang disabilitas bisa berkarya dan bisa mandiri," tuturnya.
Baca Juga: BPJS Kesehatan Cabang Kediri Gandeng Komunitas Penyandang Disabilitas untuk Sosialisasi Program JKN
Adapun narasumber pelatihan adalah Sutikno, yang juga merupakan penyandang disabilitas dari Desa Jarak, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri.
"Beliau ini juga penyandang disabilitas, tapi sudah mahir membuat kerajinan dari anyaman bambu. Kami ingin ilmu dari Pak Tikno bisa ditularkan kepada kawan-kawan disabilitas, khususnya yang ada di Desa Ngasem," kata Mulyono.
Sementara itu, Kades Ngasem, Yuhari, berharap melalui kegiatan tersebut penyandang disabilitas bisa memiliki keterampilan, khususnya cara membuat kerajinan tangan dari anyaman bambu, sehingga mereka bisa mandiri.
Baca Juga: Ketua TP PKK Kabupaten Kediri Komitmen Setarakan Hak Penyandang Disabilitas
"Tujuan pelatihan ini salah satunya adalah untuk menciptakan lapangan kerja mandiri, khususnya untuk kawan-kawan disabilitas, khususnya di Desa Ngasem," kata Yuhari.
Warga Jalan Miri RT 02 RW 03 Desa Ngasem, Kecamatan Ngasem, salah satu penyandang disabilitas yang sehari-hari bekerja sebagai bakul etek (penjual sayur keliling), Suryadi (52), mengaku senang bisa ikut pelatihan membuat anyaman bambu ini. Ia bersama istrinya yang juga berkebutuhan khusus, Nasikatun (42), ikut pelatihan membuat anyaman bambu agar bisa menambah penghasilan.
"Istri saya sebelumnya sudah membuat kerajinan tangan berupa bunga dari tas kresek dan bungkus kopi instan. Satu paket bunga dari tas kresek maupun dari bungkus kopi instan, dijual Rp40 ribu, Alhamdulillah bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari kami," ucap Suryadi.
Baca Juga: Pesan Pj Wali Kota Kediri saat Buka Gebyar Inklusi Hebat
Ketua PDKK, Umi Salamah, mengatakan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk penguatan kapasitas disabilitas, khususnya di Desa Ngasem, sebagai bekal keterampilan untuk modal kemandirian disabilitas.
"Semoga dengan mengikuti pelatihan membuat kerajinan dari anyaman bambu ini, kawan-kawan disabilitas, khususnya di Desa Ngasem, bisa lebih mandiri," kata Umi. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News