PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Warga yang tinggal di sekitar lokasi TPA Wonokerto, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, diresahkan bau busuk sampah. Mereka menghirup bau busuk itu sejak sebulan terakhir, atau pasca difungsikannya TPA sebagai penampungan sampah.
Terkait hal ini, Gus Mashudi, salah satu tokoh masyarakat setempat mendesak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pasuruan tidak tinggal diam, karena bau busuk tersebut bisa menyebabkan sesak napas.
Baca Juga: Warga Pandaan Jadi Korban KDRT WNA Australia, Penasihat Hukum Keluhkan Kinerja Polres Pasuruan
Desakan itu disampaikan Gus Mashudi saat mendatangi kantor DLH Kabupaten Pasuruan di Kompleks Perkantoran Raci, Kamis (11/11).
Menurutnya, warga yang tinggal di sekitar TPA Wonokerto sangat tersiksa dengan bau busuk sampah yang tercium begitu lekat. Baik siang ataupun malam.
"Benar-benar busuk baunya, kadang mau muntah. Dulu saat sosialisasi, pihak DLH menjamin tidak ada bau busuk yang tercipta, kenyataannya kok tidak sama," cetus Mashudi.
Baca Juga: Persiapan Persekabpas Hadapi Liga Nusantara, Exco PSSI Rapat Bersama Klub Anggota Askab
Tak hanya itu saja, sampah dari TPA Wonokerto juga memicu banyaknya lalat hijau. Warga khawatir, serbuan lalat itu bisa memicu berbagai penyakit. Karena itulah, ia berharap ada solusi dari DLH atas keluhan warga.
"Kami datang ke sini untuk meminta pertanggungan jawab DLH. Kalau sampai masih bau, kami akan bersikap. Akan kami kepung kantor DLH," tandasnya saat dikonfirmasi usai mediasi dengan DLH.
Sementara Kepala Bidang Persampahan DLH Kabupaten Pasuruan, Syahnur Indra, berjanji akan menindaklanjuti keluhan warga. Pihaknya akan melakukan evaluasi dan optimalisasi penanganan sampah di TPA Wonokerto.
Baca Juga: Uniwara Pasuruan Resmikan Unit Layanan Disabilitas
Syahnur menjelaskan, sampah rumah tangga yang masuk ke TPA Wonokerto memang belum melalui pemilahan oleh warga. Sehingga, berbagai jenis sampah masuk ke dalamnya. Termasuk sampah plastik yang sulit untuk diurai.
"Beberapa langkah akan dilakukan, salah satunya dengan menutup timbunan sampah dengan terpal setiap harinya. Juga akan melakukan penimbunan sampah dengan sirtu setiap pekannya. Termasuk dengan pembasmian larva lalat," jelasnya. (bib/par/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News