JEMBER, BANGSAONLINE.com - Musibah banjir Kembali melanda Jember. Setelah pekan lalu melanda ratusan rumah di Kecamatan Semboro, kali ini giliran Kecamatan Bangsalsari diterjang banjir disertai longsor. Akibat dari peristiwa itu, Pondok Pesantren (Ponpes) Ar Rosyid Bangsalsari mengalami kerusakan hingga tembok pinggir sungai jebol
"Pak kiai, rencananya bangunan ini akan diwakafkan, agar tidak menjadi persoalan bagi pondok dan masyarakat apabila bangunan ini dipertahankan," kata Bupati Jember, Hendy Siswanto, Jumat (19/11).
Baca Juga: Hadir di Kampanye Akbar, Irwan Setiawan Ajak Menangkan Khofifah-Emil
Menurut dia, hal itu dilakukan untuk menghindari banjir yang lebih besar lagi. Pasalnya, lanjut Hendy, posisi sungai di dekat pondok itu menikung dan menyebabkan luapan air di wilayah tersebut.
"Jadi aliran air agak terhambat. Begitu airnya ada pendangkalan, sisa airnya akan masuk ke rumah, dan ini sangat berbahaya," tuturnya.
Baca Juga: Seribu Massa SSC di Jember Nyatakan Dukung Khofifah-Emil
Jika sudah diwakafkan, kata Hendy, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember bakal berkoordinasi dengan provinsi untuk normalisasi sungai. Ia juga mengimbau agar masyarakat tetap waspada karena bencana rawan terjadi di musim penghujan saat ini.
"Karena biaya normalisasi itu tidak sedikit, jadi bahasanya pengerukan saja, dari pada membangun, itu yang harus dipahami," kata Hendy.
"Jika airnya sudah naik, segera keluar rumah dan dipukul kentongannya, supaya mereka waspada, dan dapat menyelamatkan diri," paparnya.
Baca Juga: DPPTK Ngawi Boyong Perwakilan Pekerja Perusahaan Rokok untuk Ikuti Bimtek di Jember
Berdasarkan infografis dari Pusdalops setempat, Kamis (18/11) pukul 23.30, banjir bandang merendam ponpes di Desa Bangsalsari, sehingga harus mengungsikan 300 santrinya di tempat yang lebih aman, dan 20 rumah lainnya juga terendam air dengan ketinggian sekitar 90 sentimeter.
Selain ponpes, hujan deras sekitar pukul 19.00 WIB itu mengakibatkan longsor yang juga terjadi di Desa Banjarsari, sehingga menutup jalan sepanjang 35 meter dan Desa Klatakan, tanggul, 59 rumah terendam air sekitar 20-80 sentimeter dengan durasi sekita 15 sampai 20 menit, 1 musholla serta 7 orang kelompok rentan (balita dan lansia). (yud/eko/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News