WTS Jabon Sidoarjo, Jujukan Pemburu Kenikmatan Kuliner di Tengah Sawah, Pernah Disinggahi Mbak Puti

WTS Jabon Sidoarjo, Jujukan Pemburu Kenikmatan Kuliner di Tengah Sawah, Pernah Disinggahi Mbak Puti Mar'atus Solikha tampak sibuk memasak di dapur warung makannya.

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Bagi para pemburu dan penikmat , kelezatan masakan bukan hanya soal rasa, namun juga suasana. Seperti yang ditawarkan oleh Warung Tengah Sawah (WTS) di Desa Jemirahan, Kecamatan Jabon ini. Warung yang berdiri di area persawahan ini selalu ramai pembeli.

Lokasi warung milik Mar’atus Solikha (46) itu berjarak sekitar 10 kilometer arah Timur Polsek Jabon, perbatasan dengan Kecamatan Bangil, Pasuruan. Setiap hari khususnya akhir pekan, pelanggan terus berdatangan. Mayoritas dari luar kota.

Baca Juga: Resep Wedang Saraba, Minuman Khas Makassar untuk Penghangat Tubuh

Etik Wulandari (42) misalnya, warga Blimbing Malang ini hampir setiap bulan mampir ke WTS. “Rutin ke sini bersama suami dan anak-anak. Saya suka udang goreng, sedangkan suami gurami asam manis . Sementara itu anak-anak gemar belut goreng,” ucapnya, Selasa (23/11/2021) siang.

Selain soal rasa yang menurutnya lezat, lanjut Etik, menyantap masakan di WTS serasa liburan. Ia juga menilai harga masakan di warung ini cukup murah. “Ini pelosok banget. Berada di pingir hamparan sawah. Gunung Penanggungan pun jelas terlihat. Kalau anak-anak senang memberi makan ikan di sini,” imbuhnya.

Mar’atus Solikha menceritakan, sejatinya ia tidak sengaja mendirikan ini. Pada tahun 2004 lalu, kondisi jalan tersebut sangat sepi dan sering sekali terjadi aksi begal. “Bapak saya lalu berinisiatif mendirikan pos keamanan di sini,” kenangnya.

Baca Juga: Khofifah Promosikan Kuliner Jatim: Ini Masakan Khas Madura, Sidoarjo, Jombang, dan ...

Awalnya ia hanya menjual mi goreng dan nasi pecel. “Namun lama-lama kok banyak orang yang mampir. Lalu saya membuka warung kecil di seberang jalan,” terangnya.

Saat ini aneka masakan Solikha bisa dinikmati pelanggan di antaranya, belut goreng dan bakar, mujair goreng, gurami asam manis, kepiting asam manis, botok batin, bandeng, kutuk, asam-asam patin hingga asam-asam kutuk.

Yang istimewa, ia memasak tidak menggunakan gas, namun tungku yang menggunakan kayu bakar. "Kalau pakai tungku matangnya merata. Juga ada khas ndeso,” ucapnya.

Baca Juga: Pecel Bek Kasih di Petilasan Sri Aji Joyoboyo Kediri Bertahan sejak 1970, Simak Kisah Uniknya

Solikha mengatakan, masyoritas pelanggannya memang berasal dari luar kota. Biasanya mereka juiga sekalian menikmati suasana perdesaan.

“Kalau pejabat Sidoarjo yang dulu sering datang ke sini ya mantan Bupati Syaiful Ilah. Mbak beberapa waktu lalu juga pinarak ke sini,” pungkasnya. (cat/ian) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mulai dari 10 Ribu, Warung Omahe Dewe di Kediri Sediakan Masakan Khas Pedesaan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO