Catatan Jelang Konfercab PCNU Sidoarjo XXI: Optimalisasi Kader dan Aset NU untuk Kemandirian Jamiyah

Catatan Jelang Konfercab PCNU Sidoarjo XXI: Optimalisasi Kader dan Aset NU untuk Kemandirian Jamiyah Mochammad Fuad Nadjib

Dalam organisasi apa pun kepemimpinan menjadi salah satu unsur utama dalam efektivitas kerja dan kinerja. Banyak indikator yang bisa digunakan dalam mengukur efektivitas kepemimpinan, tidak terkecuali PCNU Kabupaten . Banyaknya kader NU yang merangkap jabatan dalam organisasi NU, baik lembaga ataupun banom dianggap kurang bisa mengakomodir kader-kader NU yang ada di bawah baik tingkat Majelis Musyawarah Cabang (MWC) maupun tingkat Ranting, yang seharusnya pengurus harian lembaga ataupun badan otonom tidak rangkap jabatan untuk keefektifan kinerja di lembaga ataupun badan otonom NU.

Di sisi lain, juga banyak majelis wakil cabang (MWC) bahkan ranting punya penafsiran sendiri terhadap program PCNU dan bahkan berjalan sendiri-sendiri sesuai keinginan mereka. Banyak pengurus di bawah yang menjawab tidak tahu menahu ketika ada kader NU atau bahkan warga NU yang bertanya terkait program PCNU. Sebuah kejadian yang dapat diminimalisir di era digital yang penuh kemudahan transformasi media untuk sampainya progam sampai pada pengurus atauwarga NU yang ada di plosok desa.

Pengurus MWC atau ranting kalau hari ini ditanya tentang pengurus PCNU siapa, kemungkinan hanya mampu menjawab nama pucuk pimpinan. Hal ini juga baru menjadi salah satu indikator dominannya peran pimpinan, di mana pengurus yang lain 'seakan nyaman' ketika tidak diberdayakan. Dalam setiap kesempatan berkegiatan, dominasi wajah dan sosok pengurus juga tampak kentara. Seakan-akan PCNU Kabupaten selesai ketika ditangani oleh beberapa kader saja.

Dalam organisasi, hal ini tentu saja nantinya menjadi catatan bagi pengurus yang akan diamanahi dalam manajemen SDM pengurus. Banyak pengurus dan kader yang memiliki kemampuan lebih dan siap untuk diberdayakan dalam berkhidmat di NU. Namun ini adalah indikator kurang efektifnya manajemen SDM.

Pengelolaan Inventaris dan Kekayaan Organisasi

PCNU Kabupaten sebagai organisasi keagamaan terbesar di Kabupaten dengan semua lembaga di bawahnya tentu saja memiliki sumber daya yang melimpah. Mobil operasional, Rumah Sakit NU, universitas, sekolah/madrasah, dan semua aset NU lain beserta sumber dana abadi koin NU yang tidak bisa dinilai sedikit. Belum termasuk harta tak berjalan seperti gedung dan bangunan lainnya. Semua aset tersebut sudah pasti idealnya didayagunakan untuk kepentingan PCNU menjadi organisasi yang besar, bermartabat, dan efektif.

Namun, masih banyak aset NU yang belum terurus secara optimal, terutama aset tanah, ada sekolah yang masih didirikan yayasan dan belum melebur dalam satu badan hukum NU. Banyak masyarakat atau warga NU yang ada di desa belum paham masalah tersebut dan malah rata-rata pengurus NU Ranting yang kurang mengetahui tetang masalah itu ikut menjadi pengurus inti dan mendirikan yayasan maupun lembaga pendidikan di atas tanah wakaf NU yang seharusnya bernaung di satu badan hukum yaitu NU itu sendiri.

Ini adalah salah satu PR besar bagi Pengurus NU nantinya yang diamanati lewat Konfercab XXI tahun 2021 ini. Semoga Konfercab PCNU XXI nantinya memunculkan program-progam yang bisa lebih bermanfaat bagi masyarakat banyak dan pengurus yang nantinya diamanahi bisa menahkodahi organisasi warisan para ulama ini dengan baik dan dapat menjawab PR yang ditinggalkan oleh kepengurusan yang lalu, serta dapat menyelesaikan masalah-masalah umat khususnya warga Nahdliyyin.

*Penulis adalah Kepala Sekolah SMK Diponegoro dan Sekretaris PC Pergunu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Kecelakaan Karambol di Medaeng Sidoarjo, Truk Tabrak Tiga Mobil Hingga Terguling':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO