Risywah Bukan Tradisi NU, Belajarlah Kepada Gus Dur dan Gus Sholah

Risywah Bukan Tradisi NU, Belajarlah Kepada Gus Dur dan Gus Sholah Gus Dur dan Gus Sholah dalam sebuah kesempatan.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - KH. Fahmi Amrulloh angkat bicara terkait maraknya isu para pengurus cabang NU yang difasilitasi tiket dan akomodasi berupa hotel, menjelang Muktamar NU ke-34 di Bandar Lampung. Isu yang beredar, transportasi dan akomodasi para pengurus PCNU itu dibiayai oleh para cukong, yang dikoordinir oleh PWNU masing-masing.

Menurutnya, hal itu bisa mencoreng marwah dan kesucian tradisi NU. "Silakan menyumbang, memfasilitasi, asal jangan diintervensi suruh memilih tokoh ini sebagai Ketua PBNU," tegas Kiai Fahmi saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.com via pesan WhatsApp, Rabu (15/12).

Baca Juga: Sowan ke Tokoh Agama GKJW di Balewiyata Malang, Khofifah Napak Tilas Perjuangan Gus Dur

Ia mengatakan, memilih figur Ketua Umum PBNU tidak harus yang beruang. Namun yang terpenting, figur harus alim, ahli bidang organisasi, cerdas, ikhlas, jujur, tegas, berakhlakul karimah, dan bisa menyatukan barisan NU.

Kiai Fahmi lalu mencontohkan KH. Abdurrahman Wahid atau , dan KH Sholahudin Wahid atau Gus Sholah. "Bahwa sejak Muktamar Situbondo, Jogja, dan Cipasung, beliau tidak ada istilah risywah (suap) kepada para muktamirin (peserta muktamar). Mereka (muktamirin) benar-benar alami memilih seorang figur sesuai hati nuraninya masing-masing," ungkap cucu Pendiri NU, Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari tersebut.

(KH. Fahmi Amrulloh)

Baca Juga: Aneh, Baca Syahadat 9 Kali Sehari Semalam, Dahlan Iskan Masih Dituding Murtad

Labih lanjut, Kiai Fahmi menjelaskan bahwa suasana Muktamar NU di era bukan suasana adem ayem, tetapi berhadapan dengan rezim orde baru yang berkuasa saat itu. Namun, kekompakan dan keikhlasan perjuangan para ulama dahulu itulah yang akhirnya membuahkan pemimpin yang mampu menjaga tradisi NU sesuai yang diinginkan para pendirinya.

Kiai Fahmi juga menceritakan pengalaman Gus Sholah saat Muktamar Jombang, di mana beliau rela tidak terpilih sebagai Ketum PBNU, karena menolak risywah atau suap menyuap.

"Saya lebih baik tidak jadi Ketua Umum PBNU kalau saya bermain uang. Rumah saya dengan rumah masa depan saya berjarak 40 meter. Meski besok makam saya bersebelahan dengan Mbah Hasyim, maka sesungguhnya itu amat jauh, dan Allah tidak akan menolong saya jika main uang," tandas Gus Sholah ditirukan Kiai Fahmi yang notabene adik sepupunya.

Baca Juga: Luncurkan Video Kampanye Bareng Dewa 19, Khofifah-Emil Kompak Nyanyikan Hidup adalah Perjuangan

"Mengharukannya lagi saat Muktamar Jombang, para peserta yang memiliki hak suara sepulang dari acara itu oleh Gus Sholah dikasih uang untuk transportasi pulang ke rumah masing-masing. Gus Sholah itu kalau niatnya ngasih, ya ngasih, tidak ada embel-embel kamu harus memilih saya, tidak. Itu murni keikhlasan beliau," terangnya.

Karena itu, dalam Muktamar NU ke-34 di Lampung akhir bulan ini, Kiai Fahmi berharap figur Ketua Umum PBNU yang terpilih, benar-benar terpilih berkat prestasinya. "Bukan karena uangnya," pungkasnya. (afa/rev) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO