Kembali Pimpin P3I Jatim, Haries Purwoko: SDM Periklanan Harus Terus Ditingkatkan

Kembali Pimpin P3I Jatim, Haries Purwoko: SDM Periklanan Harus Terus Ditingkatkan Ketua Umum Terpilih Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I)Jawa Timur Periode 2021-2025, Haries Purwoko, usai acara Konperda XIII P3I di Graha Kadin Jatim.

"Tahun ini belanja iklan secara nasional mencapai Rp200 triliun hingga Rp300 triliun/tahun. Angka ini memang tidak berubah dari tahun sebelumnya. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab, di antaranya karena alokasi belanja iklan memang berkurang dan juga karena diskon besar-besaran yang dilakukan pelaku periklanan," kata Hery.

Ia menuturkan, alokasi belanja periklanan tersebut diserap paling besar oleh televisi sekitar 60 persen, disusul digital sebesar 20 persen dan billboard atau out of home advertising sebesar 15 persen dan sisanya cetak serta radio. "Digital ini naiknya cukup tajam. Selain karena harga lebih murah, juga terukur. Siapa yang melihat dan siapa yang like, itu bisa terlihat," ucap Hery.

Meski begitu, ia menampik jika dikatakan bahwa digitalisasi adalah teknologi yang mematikan industri periklanan, karena sebenarnya ada ruang untuk berkolaborasi antara industri periklanan dengan teknologi digital untuk menciptakan inovasi.

"Sebenarnya kita terjalin berkolaborasi antara out of home advertising dengan digitalisasi untuk menciptakan inovasi, apalagi dengan tren eco friendly advertising, pasti akan lebih dahsyat dan mampu mengerek kinerja industri periklanan kembali bangkit. Karena sebenarnya iklan di luar ruangan ini masih diperlukan karena memiliki stopping power yang kuat untuk membangun persepsi,. Dan iklan luar ruangan ini menjadi basis industri periklanan daerah" urai Hery.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak. Ia mengatakan bahwa pelaku periklanan harus melihat pada kebiasaan masyarakat pascapandemi, karena pandemi telah mengubah pola mobilitas dan karakter masyarakat dan digitalisasi semakin mengakar.

"Oleh karena itu, perubahan ini harus diantisipasi. Saya melihat teknologi digital bukan mematikan tetapi mengubah, bermetamorfosa. Bagaimana periklanan luar ruang atau outdoor advertising bisa memanfaatkan digital, seperti teknologi kecerdasan untuk mendeteksi siapa saja yang lewat di suatu titik atau lokasi," kata Emil.

Ia juga menuturkan, pola perjalanan orang dan metode atau teknologi digital untuk inovasi outdoor advertising juga harus dipelajari agar semakin inovatif. Dengan demikian, iklan di luar ruangan itu tidak hanya selalu standar papan billboard. 

"Banyak pola yang lebih menarik, termasuk mengintegrasikan ougmented reality sehingga orang itu bisa berintegrasi dengan billboard dan tidak hanya berhenti di satu titik," ucap Emil.

Ougmented reality adalah teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata. Jika teknologi ini diterapkan maka akan mengubah tampilan iklan luar rungan menjadi sangat menarik.

Pada kesempatan itu, Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto, berharap indsutri periklanan bisa membantu UMKM untuk mempromosikan produknya, dan mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia karena industri ini sangat strategis dalam mengubah persepsi masyarakat.

"Selama ini belum ada UMKM yang mampu beriklan karena biaya mahal. untum itu, saya akan meminta pemerintah untuk menggratiskan pajak iklan untuk produk UMKM sehingga ada ruang untuk mengkampanyekan produk dalam negeri," kata Adik. (nf/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO