Kenakan Kaos Hitam dengan Tulisan Unik, Bupati Kediri Jadi Sorotan

Kenakan Kaos Hitam dengan Tulisan Unik, Bupati Kediri Jadi Sorotan Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramono.

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Bupati , , mengenakan kaos bertuliskan unik dengan gambar kursi dicoret dan kalimat berbahasa Jawa yang berbunyi, 'Ojo Dol Tinuku Jabatan, Apik Resik'. Arti pada tulisan itu membuat pegiat media sosial, Eko Kuntadhi, dan rekannya Mazdjo, bertanya-tanya.

“Tulisan di kaus itu artinya apa mas?” tanya mereka kepada Dhito dalam acara podcast Pra Kontro, Sabtu (18/12).

Baca Juga: Usai Mediasi Antara Warga Satak Kediri dan LMDH Budi Daya, Hak Garap Lahan Perhutani Dibagi Rata

Bupati kemudian menyahut pertanyaan itu. “Jangan . Bersih Bagus,” kata Dhito sembari menunjukkan kaos berwarna hitam yang dipakainya.

Hal tersebut menjadi bahan utama pembicaraan dalam podcast di akun YouTube 2045 TV. Sebab, Dhito ingin menyampaikan pesannya kepada seluruh masyarakat Kabupaten soal kaos yang ia pakai.

“Bahwa di Kabupaten ini tidak boleh lagi ada ,” ucap Dhito.

Baca Juga: Pimpinan Gereja Ortodok Rusia, Apresiasi Pembangunan Pesantren Jatidiri Bangsa di Kediri

Menanggapinya dengan candaan, para pegiat media sosial itu kembali bertanya kepada Bupati terkait di Kabupaten dan langsung dijawab Dhito dengan cara serupa.

“Sudah masuk di e-commerce kayaknya,” kelakar Dhito pada Eko Kuntadhi, dan Mazdjo.

Menarik menurut Eko, membuatnya mengunggah foto bersama Bupati dalam akun instagramnya.

Baca Juga: Ini Hasil Pertemuan Warga yang Tuntut Garap Lahan Perhutani dengan LMDH Budi Daya Satak Kediri

“Kayaknya bupati muda ini lagi bikin banyak orang di ngamuk. Karena proses rekrutmen aparat desa yang sarat , distop,” tulisnya.

Hal senada juga dilakukan oleh Mazdjo.

“Dapat kaos dengan pesan keren dari 'Bupati Gendheng' @mas.bup. Kepala Daerah muda, yang nyalinya gak bisa diremehkan,” tulis Mazdjo.

Baca Juga: Yayat Cadarajat Dikukuhkan sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri yang Baru

Sebelumnya, Bupati menghentikan sementara proses ujian perangkat desa karena banyaknya aduan terkait kesalahan sistem penilaian yang dilaksanakan oleh pihak ketiga pada 9 Desember lalu di Basement SLG dan Convention Hall SLG.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) telah menegaskan bahwa dalam proses pengangkatan perangkat desa harus mengacu pada UU Nomor 6 Tahun 2014, Perda Kabupaten Nomor 5 Tahun 2017, dan Perbup  Nomor 48 Tahun 2021. Berdasarkan regulasi itu, pelaksanaan pengangkatan perangkat desa harus berasaskan transparansi dan akuntabilitas.

“Hal tersebut sesuai dengan visi misi saya terkait reformasi birokrasi dan pelayanan publik,” kata Dhito saat konferensi pers secara virtual Senin (14/12) lalu.

Baca Juga: Pernah Obesitas, Andrian Kini Terapkan Pola Hidup Sehat dan Manfaatkan Layanan JKN

Selama proses pengisian perangkat desa berhenti, Bupati juga memerintahkan kepada Inspektorat untuk segera mengusut tuntas kesalahan pada sistem penilaian itu. (uji/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'BI Kediri Gelar Bazar Pangan Murah Ramadhan 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO