BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Zai, seorang pekerja migran asal Kecamatan Kwanyar, Bangkalan, Madura, mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan atas karya-karya yang dilahirkan. Karya-karyanya meliputi buku biografi hingga novel, cukup populer di kalangan Madura, khususnya Bangkalan.
Terbaru, ia meluncurkan sekaligus membedah karyanya berupa novel berjudul "Di Balik Tirai Malaya", Senin (27/12). Novel yang menceritakan pahit manisnya menjadi buruh migran di negara orang.
Baca Juga: Tak Cukup Bukti, Bawaslu Bangkalan Hentikan Kasus Dugaan Pelanggaran Tindak Pidana Pemilu
Bedah buku ini dihadiri oleh H Muhammad Imron Taher, pengusaha Jakarta asal Desa Morumbuh, Kecamatan Kwanyar, Bangkalan. Menurut Imron, Zai termasuk penulis produktif meski profesinya sebagai migran Indonesia sangat menyita waktu.
"Bahkan dalam 40 hari, Zai mampu menerbitkan satu buku, seperti novel 'Di Balik Tirai Malaya' yang ditulis dalam 1 bulan 10 hari," ungkapnya saat ditemui usai acara di Kwanyar, Bangkalan, Senin (27/12).
Imron menyatakan, apa yang dilakukan Zai ini patut dijadikan contoh oleh masyarakat. Yakni, tetap bisa produktif melahikan karya di sela-sela kesibukannya bekerja sebagai buruh pabrik. "Tentunya ini menjadi spirit generasi milenial Bangkalan agar selalu menghasilkan karya tulisnya," tukasnya.
Baca Juga: Pj Bupati Bangkalan, Kadispora dan EO Ramai-Ramai Minta Maaf Atas Insiden Pembukaan POPDA Jatim
Sementara itu, Zai mengakui mampu menulis dalam kondisi apa pun. Bahkan, ia pernah menulis karyanya di pengungsian saat tempat tinggalnya di Malaysia dilanda banjir. Karena itu, ia menjadi mentor menulis di kampungnya di Kecamatan Kwanyar.
Sedangkan M. Helmi Prasetya, pembedah buku, menyatakan Zai layak menjadi barometer para penulis pemula, terutama bagi generasi milenial seperti Komunitas Literasi Kwanyar (KLK). "Zai harus menjadi daya ungkit atau pendorong bagi anak milenial Bangkalan," ujarnya. (uzi/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News