MAKASSAR, BANGSAONLINE.com – Kisah sukses Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, dalam mendirikan dan mengelola Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto, Jawa Timur, tampaknya menjadi daya tarik tersediri bagi para pengelola pendidikan, termasuk para pimpinan perguruan tinggi dan pondok pesantren
Setidaknya itulah yang terjadi saat Kiai Asep menyampaikan pidato pada acara pelantikan Pimpinan Wilayah (PW) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) di Hotel Claro Makassar, Sabtu (15/1/2022). Pidato Kiai Asep itu memukau banyak peserta acara pelantikan PW Pergunu Sulsel, terutama para pimpinan perguruan tinggi dan pengasuh pondok pesantren.
Baca Juga: Warga Jatim Berjubel Hadiri Kampanye Terakhir Khofifah-Emil, Kiai Asep: Menang 70%
Bahkan di antara mereka banyak yang kemudian berniat melakukan studi banding ke Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Pacet Mojokerto.
“Wah itu bagus dan inspiratif sekali. Kami akan jadwalkan untuk studi banding ke Pacet,” kata seorang rektor perguruan tinggi yang hadir dalam acara pelantikan itu usai acara.
Kiai Asep yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pergunu itu memang banyak bercerita tentang success story dan perjalanan Amanatul Ummah. Menurut dia, semula pesantren yang didirikan di tengah pegunungan dan hutan itu hanya memiliki 48 santri. Tempatnya terisolir dan terpencil serta jauh dari pemukiman penduduk.
Baca Juga: Ribuan Warga Padati Mubarok Bersholawat, Paslon 2 Optimis Menang di Ngoro, Mojokerto
“Dalam jarak 20 Km kanan-kirinya tak ada warung (orang jualan nasi),” katanya. Bahkan jalan menuju cikal bakal pondok pesantren yang kini sangat populer itu kecil. Hanya cukup satu mobil, tak bisa saling menyalip.
“Kalau di depan ada mobil, maka kita tak bisa menyalip karena jalannya sempit,” tutur kiai miliarder tapi dermawan itu.
Baca Juga: Mubarok Gembleng 6.472 Calon Saksi untuk Gus Barra-Rizal dan Khofifah-Emil di Mojokerto
Selain itu, tutur Kiai Asep, jalannya gelap. Bahkan banyak begal atau perampok. Karena itu KH Muhammad Noer Iskandar, pengasuh Pondok Pesantren Asshidiqiyah Jakarta, yang memiliki 8 pondok pesantren, heran kenapa Kiai Asep mendirikan pondok pesantren di tengah hutan terpencil, jauh dari dari pusat keramaian.
Padahal secara logika marketing, lembaga pendidikan harus dibangun di pusat keramaian, mudah dikenal dan akses jalannya gampang terjangkau, di samping bagus dan lebar.
Namun, kata Kiai Asep, hanya dalam jangka 11 tahun, pesantren Amanatul Ummah berkembang pesat. Berkali-kali mendapat penghargaan.
Baca Juga: Doa Bersama Kapolri dan Panglima TNI, Kiai Asep Duduk Satu Meja dengan Kapolda dan Pangdam V Jatim
“Santrinya yang dulu hanya 48, sekarang 12.000 santri. Yang 10.000 santri di Amanatul Ummah Pacet Mojokerto. Yang 2.000 di Amanatul Ummah Surabaya,” kata Kiai Asep yang putra KH Abdul Chalim, salah seorang kiai pendiri NU. Kiai Abdul Chalim adalah ulama asal Leuwimunding Majalengka Jawa Barat yang saat belajar di Makkah satu angkatan dengan KH Abdul Wahab Hasbullah, pendiri NU.
Kini pesantren Amanatul Ummah, selain besar dan banyak memiliki badan usaha ekonomi juga banyak santrinya yang diterima di perguruan tinggi favorit, termasuk luar negeri.
Kiai Asep kemudian mengutarakan salah satu kunci suksesnya. “Saya tak pernah mau dibantu pemerintah,” kata Kiai Asep yang langsung mendapat aplaus tepuk tangan peserta pelantikan.
Baca Juga: Lautan Manusia Padati Kampanye Akbar Paslon 02 Khofifah-Emil dan Gus Barra-Rizal di Mojokerto
Selain itu, tutur Kiai Asep, tekun salat malam. “Semua santri kami salat malam,” kata Kiai Asep yang dikenal sebagai ulama besar gemar sedekah.
Jam 3 malam, Kiai Asep bersama ribuan santrinya sudah bangun. Mereka berbondong-bondong menuju Masjid Raya KH Abdul Chalim yang berdiri tegak di lingkungan Pondok Pesantren Amanatul Ummah. Di masjid dua lantai itulah ribuan santri putra dan putri salat malam secara berjamaah.
Baca Juga: Kedatangan Kiai Asep dan Tim Mubarok di Pasar Bangsal Disambut Antusias Pedagang dan Warga
“Salat malam itu sangat besar terhadap terkabulnya doa-doa kita,” kata Kiai Asep sembari menegaskan bahwa dirinya salat malam 12 rakaat dan 6 kali salam. Plus witir 3 rakaat dengan dua kali salam.
Kiai Asep mengambil referensi salat malam 12 rakaat itu dari Kitab Ihya Ulumiddin, karya Hujjatul Islam Imam Ghazali. Menurut Kiai Asep, Imam Ghazali menjamin tentang keterkabulan doa itu.
“Addu’a alladzi laa yuraddu. Doa yang tak akan ditolak oleh Allah SWT,” tegas Kiai Asep mengutip narasi dalam kitab yang sangat populer itu.
Baca Juga: Di Depan Pergunu Jatim, Kiai Asep Sebut Khofifah Cagub Paling Loman alias Dermawan
Meski demikian, Kiai Asep mengingatkan agar setelah salat Subuh tidak tidur. Sebab, waktu antara terbit fajar shodiq dan terbit matahari itulah Allah SWT membagikan rezeki.
“Saat Allah membagikan rezeki jangan absen,” kata Kiai Asep sembari menjelaskan bahwa bangun malam dan salat malam juga menghilangkan semua penyakit.
Karena itu Kiai Asep mengajak semua yang hadir untuk mengikuti jejaknya. Ia mengaku sangat senang kalau semua pesantren bisa berkembang dan maju seperti Amanatul Ummah. "Karena hanya pesantren yang tahu tentang cita-cita luhur kemerdekaan," kata Kiai Asep yang dikenal punya nasionalisme tinggi.
Baca Juga: Kiai Asep Tebar Keberkahan, Borong Dagangan di Pasar Dinoyo sampai Warga Mantap Pilih Mubarok
Acara pelantikan PW Pergunu Sulsel di bawah pimpinan H Abdul Wahid Thahir (ketua) dan Dr H Yunus (sekretaris) itu berlangsung khidmat sekaligus semarak. Kiai Asep melantik langsung PW Pergunu masa bakti 2001-2026 itu, setelah SK mereka dibacakan oleh Achmad Zuhri, Wakil Sekretaris PP Pergunu.
Pergunu Sulsel juga langsung menggelar rapat kerja (raker). Acara yang digelar relatif mewah itu dihadiri perwakilan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Sulawesi Selatan.
Abd Wahid Thahir memimpin PW Pergunu kali ini merupakan periode kedua. Ia memang banyak membangun program. Terutama untuk kepentingan umat. Dalam acara pelantikan ini juga dikonkretkan MoU bersama BRI serta pernyerahan kartu tanda anggota (KTA).
“Mou dengan BRI soal penguatan ekonomi umat,” jelas Abd Wahid Thahir kepada wartawan sebelumnya.
Acara pelantikan dan raker PW Pergunu Sulsel ini berjalan lancar dan sukses.
“Alhamdulillah sukses dan lancar,” kata Dr Yunus, Sekretaris Pergunu Sulsel kepada BANGSAONLINE.com.
Usai menghadiri pelantikan PW Pergunu Sulsel, Kiai Asep pada sore harinya memberikan ceramah di Pondok Pesatren Multidimensi Al Fackriyah Makassar Sulawesi Selatan. Di pondok pesantren yang diasuh Dr KH Muammar Bakry, LC itu Kiai Asep banyak memberi motivasi belajar pada ratusan santri.
Kiai Asep bersama rombongan di Makassar selama dua hari. Kiai Asep didampingi Ahmad Zuhri, Sekretaris PP Pergunu dan M Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com, media nasional yang berkantor pusat di Surabaya Jawa Timur. (mma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News